Nama : Rani
Fadhillah
NIM : 1200797
Jurusan :
PG PAUD Reguler 2012
UTS MK :
Neurscience
1.
Carilah satu artikel tentang neurosains
dalam pembelajaran AUD berikan komentar, saran, atau tanggapan anda!!
Membangun Kecerdasan Anak
Oleh:
Yohanes Hani
Sebuah kajian komprehensif tentang
anak usia dini yang melibatkan disiplin “medis-neurologis, psikososiokultural,
dan pendidikan” menyimpulkan bahwa anak usia dini (sejak lahir hingga 6 tahun)
adalah sosok individu yang sedang mengalami suatu proses perkembangan yang
sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Sebagai individu, anak usia dini
merupakan suatu organisme yang utuh dengan segala struktur dan perangkat
biologis dan psikologisnya sehingga menjadi sosok yang unik. Sebagai makhluk
sosiokultural, ia perlu tumbuh dan berkembang dalam suatu setting sosial tempat
ia hidup dan dididik sesuai dengan nilai-nilai sosiokultural yang ada di
masyarakatnya. Secara medis-neurologis pendidikan anak usia dini sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan struktur dan fungsi otak anak sehingga dapat
memberikan pengaruh yang menetap terhadap perkembangan perilaku dan kepribadian
anak selanjutnya. Secara ekonomik, pendidikan anak usia dini dapat
merupakan investasi masa depan, karena anak terdidik dan berkembang secara baik
akan menguntungkan masa yang akan datang.
Karena itu, memberikan layanan
pendidikan sejak dini sangat diperlukan. Mengembangkan kecerdasan anak sejak
dini melalui pendidikan sangatlah penting. Sebab pendidikan bagi anak merupakan
dasar bagi pembentukan kepribadian manusia secara utuh, yang ditandai
dengan kepandaian,keterampilan,kejujuran, dan sebagainya. Stimuli yang tepat
diberikan pada tahun-tahun awal sangat menentukan kualitas anak di masa depan.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa perkembangan otak anak mencapai 20 – 30%
lebih kecil dari ukuran normal, bila jarang disentuh (Depdiknas 2002). Bloom
dalam penyelidikan longitudinalnya mengenai kecerdasan berpendapat bahwa
kira-kira 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa telah ada pada usia 4 tahun,
30% berikutnya pada usia 8 tahun dan 20% sisanya pada pertengahan atau pada
akhir dasawarsa kedua. Dengan rumusan lain bahwa perkembangan intelektual anak
pada usia 4 tahun telah mencapai 50%, pada usia 8 tahun mencapai 80%, dan pada
saat mencapai usia sekitar 18 tahun perkembangannya mencapai 100%. Ini berarti
perkembangan yang terjadi pada rentang usia tersebut sangatlah penting.
Perkembangan itu hanya terjadi secara linear dan tidak dapat ditangguhkan pada
periode berikutnya. Itulah sebabnya para ahli menyebut masa ini sebagai masa
emas (golden age).
Seberapa jauh kita telah mewujudkan
konsep pendidikan anak sejak dini tersebut? Perluasan akses pendidikan anak
usia dini melalui TK, RA, kelompok bermain serta berbagai bentuk satuan PAUD
sejenis dapat dipandang sebagai simbol sekaligus bukti kesadaran masyarakat
tentang pentingnya pendidikan anak sejak dini. Hanya sayangnya, pertumbuhan itu
belum diimbangi dengan dukungan sarana dan prasarana yang sesuai standar.
Banyak kelompok bermain yang memanfaatkan rumah tinggal, garasi mobil yang
tidak dilengkapi dengan alat permainan edukatif baik dalam ruangan (indoor)
maupun luar ruangan (outdoor) untuk melatih syaraf motoriknya.
Padahal secara konseptual pendidikan
anak usia dini dirancang agar anak dapat belajar dalam keadaan suasana hati
yang menyenangkan dengan menyediakan kesempatan-kesempatan pada anak untuk
menentukan pengetahuan sambil bermain menggunakan bahan-bahan yang dapat
melatih daya kreatifitas. Lingkungan bermain yang bermutu untuk anak usia
dini mendukung tiga jenis main yang dikenal dalam penelitian anak usia dini,
yaitu: 1) main sensori motorik (main fungsional) yang menekankan pada anak
belajar melalui panca inderanya dan melalui interaksi fisik dengan
lingkungannya, 2) main peran (main simbolik) yang menggambarkan secara berarti
perkembangan kognisi, sosial, dan emosi. Main peran menjadi dasar perkembangan
kreativitas, tahapan ingatan, kerja sama, perbendaharaan kata yang sudah
dimiliki, konsep hubungan kekeluargaan, pengendalian diri. 3) main pembangunan
dapat membantu anak untuk mengembangkan keterampilannya dan mendukung kerja
akademiknya di kemudian hari.
Untuk mendapatkan hasil yang
maksimal tentu saja perlu didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai,
kualitas pendidik, manajemen pengelolaan yang memenuhi standar. Tidak cukup
dengan semangat dan penyediaan sarana dan prasarana seadanya. Conny R. Semiawan
mengungkapkan bahwa pembelajaran unggul sangat terkait dengan teori belahan
otak manusia atau yang disebut hemisphere specialization. Otak merupakan organ
tubuh yang paling penting bagi kelangsungan hidup manusia, sebab otak adalah
bagian susunan syaraf pusat yang berfungsi mengatur dan mengontrol aktivitas
fisik maupun mental. Teori neuroscience membahas bahwa otak manusia terbagi
menjadi dua belahan, yaitu otak sebelah kanan dan kiri yang mempunyai fungsi
yang berbeda. Belahan otak kiri mempunyai fungsi linier, logis, konvergen dan
teratur, sedangkan belahan otak kanan mempunyai fungsi imajinatif, berpikir
divergen, kreatif. Pembelajaran unggul terjadi apabila kedua belahan otak
berjalan secara harmonis. Pengalaman belajar yang mementingkan keseimbangan
kedua belahan otak merupakan makanan otak terbaik. Kenyataannya pembelajaran
kita umumnya mementingkan berfungsinya belahan otak kiri. Keunggulan hasil
hanya dapat dicapai dalam suasana belajar yang menyenangkan, dengan stimulasi
yang benar, serta didukung oleh alat permainan edukatif yang memadai.
Harus diakui bahwa berbagai upaya
sosialisasi mengenai pentingnya pendidikan anak usia dini sering dilakukan baik
oleh lembaga pemerintah maupun swasta. Di Nusa Tenggara Timur misalnya,
hingga kini sekitar 25% anak usia dini telah terlayani pendidikannya
melaui pendidikan anak usia dini. Khusus yang terlayani melalui PAUD nonformal
baru sekitar 39.249 orang dari jumlah total anak usia dini Provinsi Nusa
Tenggara Timur 682.674 orang. Kalau dikalkulasikan ke dalam kelompok maka
akan terklasifikasi sebagai berikut: 14 kelompok TPA (taman penitipan anak),
693 kelompom bermain, dan 257 satuan PAUD sejenis. Kondisi ini sesungguhnya
masih jauh dari harapan. Masih membutuhkan kerja keras dari para pekerja
pendidikan nonformal untuk mensosialisasikan program PAUD. Namun, demi
masa depan anak, investasikan berbagai kecerdasan kepadanya melalui pendidikan
usia dini. Sebab dengan cara itu, kita telah menyelamatkan generasi penerus
bangsa. Kata orang bijak “kalau kita tidak bisa menjadi matahari, jadilah
bintang yang bersinar di malam hari, kalau kita tidak bisa jadi jalan
raya,jadilah jalan setapak. Seperti apapun kita, jadilah yang terbaik bagi anak
dan masa depannya sebagai calon penerus dan penjaga Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Semoga.
Sumber:
Komentar Saya :
Setelah membaca artikel di atas, saya dapat menyimpulkan bahwa, setelah mengetahui bahwa
potensi otak manusia itu mengalami perkembangan yang sangat pesat pada usia 0-8
tahun yaitu mencapai 80 %, pemerintah sangat mendukung dan terus menggalakkan
pendidikan bagi anak usia dini. Sosialisasi telah banyak dilakukan, masyarakat
pun dengan antusias menyambutnya, terlihat pada banyak berdirinya pendidikan
untuk anak usia dini baik yang formal maupun nonformal diberbagai daerah.
Akan
tetapi, karena para ahli dalam pendidikan anak usia dini belum cukup tersedia,
serta sarana dan prasarana yang belum memadai,
akhirnya banyak yang terjadi pendidikan pada anak usia dini tidak
berjalan dengan semestinya. Banyak kelompok bermain yang memanfaatkan rumah tinggal,
garasi mobil yang tidak dilengkapi dengan alat permainan edukatif baik dalam
ruangan (indoor) maupun luar ruangan (outdoor) untuk melatih syaraf motoriknya. Padahal anak
usia dini butuh kenyamanan dan suasana hati yang menyenangkan pada saat
menerima pengetahuan, bermain sambil belajar.
Hal inilah yang perlu dibenahi. Saat
ini sangat diperlukan para ahli atau pendidik PAUD yang profesional dan sarana
serta prasarana yang memadai untuk menunjang perkembangan anak agar optimal.
Saya sebagai calon guru PAUD yang
profesional merasa pendidikan PAUD harus teerus ditingkatkan untuk mencetak
generasi bangsa yang berkualitas. Dan saya juga akan terus berusaha sebaik
mungkin agar menjadi sosok guru yang profesional dan dapat memberi kontribusi
untuk anak-anak bangsa tercinta ini. Aamiinn.
2.
Mengapa guru
PAUD atau orang tua dilarang menggunakan kata jangan kepada anak usia dini??
Hubungkan alasan saudara dengan teori neuroscience!!
Orang tua atau guru PAUD dilarang
menggunakan kata “jangan” pada anak usia dini karena dengan menggunakan kata “jangan”,
maka secara langsung hal itu akan mematikan kreativitas anak. Misalnya anak
ribut di kelas, dan guru langsung marah dan mengatakan “jangan ribut!”. Tentu saja hal ini akan membuat anak
takut dan cemas. Dan anak akan berpikir-pikir lagi jika akan melakukan sesuatu.
Anak menjadi takut salah dan takut kena marah. Jadi secara otomatis, otak anak
akan mematikan kreativitas yang dimiliki anak. Jadi, bisa
dibayangkan sendiri apa yang ada dalam otak sang anak jika orang tua/guru
melakukan komunikasi seperti ini:
“Jangan ribut! Awas ya, kalau ribut
nanti Mama adukan ke Papa biar dimarahi!”
“Jangan ribut! Dasar kamu itu anak
bandel kerjaannya bikin ribut melulu!”
“Jangan
ribut! Semuanya harus diam. Bapak/ibu mau menjelaskan. Kalau ribut, silahkan
keluar!”
Jika dihubungkan dengan neuroscience, sudah pasti,
tak mungkin neokorteks si anak yang bekerja. Justru pada keadaan tersebut, yang
bersiaga dalam otak anak adalah bagian otak reptil dan otak siaga. Orang tua
dan guru tiba-tiba menjelma menjadi monster yang menakutkan yang harus
dihindari demi menyelamatkan kelangsungan kehidupan. Dan hal itu akan sangat berpengaruh bagi anak, apalagi jika kreativitasnya
yang mati.
Maka secara ringkas dapat dipetik
hikmah, dalam melakukan proses pendidikan dan pengasuhan:
- Berikan rasa aman yang membebaskan diri anak dari ancaman fisik (kebutuhan otak reptil).
- Berikan rasa nyaman yang membuat anak tertarik secara emosional dalam suatu kondisi atau aktifitas sekaligus membuka gerbang penyimpanan memorinya dan menenangkan otak siaganya (kebutuhan otak mamalia).
- Setelah kondisi aman dan nyaman terpenuhi maka proses pembelajaran dapat dilakukan dengan membawa anak ke dalam kondisi yang mengaktifkan neokorteksnya.
3.
Tuliskanlah implikasi dan pengaruh gizi dari optimalisasi belahan otak kiri
anak usia dini melalui belahan otak kanan dalam pembelajaran anak usia dini!
Implikasi dan
pengaruh gizi dari optimalisasi otak kiri dan otak kanan AUD dalam pembelajaran
adalah:
Selain memberi
gizi yang baik anak harus distimulasi untuk
perkembangan otak. Otak anak tanpa diberi stimulasi-stimulasi sejak usia
dini maka si otak anak tidak akan berkembang secara optimal. Karena otak
anak, agar bisa berpikir
diperlukan rangsangan-rangsangan. Untuk selanjutnya supaya kemampuan daya kerja otak anak lebih cerdas
diperlukan nutrisi-nutrisi dan makanan yang syarat akan gizi. Bagaimana
mungkin otak anak akan bekerja lebih sedangkan asupan yang diperlukan untuk
otaknya tidak terpenuhi secara sempurna. Perkembangan otak anak akan
tumbuh cepat ketika masih di bawah usia 3 tahun. Masa tersebut adalah
masa-masa emas untuk meningkatkan daya kerja otak anak. Salah satu
suplemen dan nutrisi agar anak cerdas adalah asi. Asi adalah menu makanan
terbaik agar anak cerdas. Kalau Rasulullah sendiri menyarankan agar
anak disusui secara sempurna selama dua
tahun.
Selain asi ada beberapa makanan yang dianjurkan untuk diberikan kepada
anak-anak agar bisa membantu perkembangan otaknya agar menjadi anak yang cerdas
dan pembelajaran di taman kanak-kanan bisa berjalan baik. Makanan
tersebut antara lain:
1. Berikan ikan salmon
Ikan salmon adalah ikan
yang paling banyak mengandung omega 3 DHA dan EPA yang mana keduanya sangat
bermanfaat untuk meningkatkan perkembangan otak anak agar lebih optimal.
Implikasinya pada
pembelajaran yaitu, anak yang mengkonsimsi ikan salmon akan lebih
berkonsentrasi karena omega 3, DHA dan EPA membantu mengoptimalkan perkembangan
otak.
2. Makan telur ayam
Telur adalah salah satu
makanan yang mengandung banyak protein. Dalam kuning telur ada kandungan
kolin. Kolin ini sangat membantu utnuk mempertajam daya ingat dan memori
anak. Telur adalah salah satu pilihan makanan yang bisa kita berikan pada
buah hati kita. Telur harganya lebih murah dan mudah untuk didapatkan.
Implikasinya
pada pembelajaran yaitu: anak tidak cepat lupa dan selalu mengingat
pelajaran-pelajaran yang telah dipelajari.
3.
Berikan anak selai kacang
Salah
satu kebutuhan yang harus dipenuhi adalah kebutuhan akan vitamin E.
Vitamin E akan berfungsi sebagai pelindung membran-membran sel yang ada pada
otak anak. Dan juga vitamin E akan membantu otak dalam penggunaan gluosa
untuk kebutuhan energi otak. Vitamin E banyak terdapat dalam selai
kacang.
4.
Berikan gandum murni
Gandum adalah salah
satu makanan yang banyak mengandung gizi. Dalam gandum mengandung glukosa
dan banyak juga mengandung serat. Vitamin B juga terkandung dalam gandum
murni. Vitamin B tersebut akan sangat membantu untuk menjaga kesehatan
saraf pada anak. Sedangkan glukosa pada gandum akan membantu proses berjalannya
pelepasan glukosa.
5.
Oat atau Oatmeal
Oat banyak mengandung
serat, vitamin E, vitamin B potasium dan seng.
6.
Berikan buah Berry
Yang tergolong berry
adalah strawberry, blueberry. Kaya akan antioksidan dengan kadar tinggi
dan vitamin C yang akan sangat membantu daya ingat anak.
7.
Kacang-kacangan
Didalam kacang-kacangan banyak mengandung serat, vitamin, mineral. Energi dari kacang-kacangan bisa bertahan lama. Apabila pada siang hari makan kacang-kacangan maka energi tersebut akan mampu bertahan hingga sore harinya.
Didalam kacang-kacangan banyak mengandung serat, vitamin, mineral. Energi dari kacang-kacangan bisa bertahan lama. Apabila pada siang hari makan kacang-kacangan maka energi tersebut akan mampu bertahan hingga sore harinya.
8.
Sayuran berwarna
Sayuran yang tergolong
banyak dan kaya akan antikosidan yaitu tomat, ubi jalar, labu wortel dan
bayam. Sayuran tersebut mudah kita jumpai di sekeliling kita.
9.
Susu dan Yoghurt
Susu dan yoghurt adalah
minuman yang mempunyai manfaat besar untuk anak. Karena dalam susu dan
yoghurt banyak mengandung protein, vitamin B yang tinggi. Ini akan
berfungsi untuk menjaga jaringan otak, neurotransmitter. Sifat dari susu
dan yoghurt adalah membuat rasa kenyang diperut.
10.
Berikan daging sapi tanpa lemak
Di dalam daging
mengandung zat besi yang berfungsi agar mempertahankan anak tetap
berenergi. Salah satu kandungan dalam daging adalah mineral seng yang
juga akan memperkuat daya ingat anak.
Itulah beberapa makanan yang bisa diberikan
untuk anak-anak. Makanan tersebut berfungsi untuk meningkatkan daya cerdas anak,
optimalisasi otak kanan dan kiri anak, serta sangat bermanfaat bagi
pembelajaran anak usia dini, karena meningkatkan daya ingat anak dan membuat
anak lebih berkonsentrasi.
kalu bisa coba hadapi anak saya yang nakal saya ajukan untuk memperoleh hadiah nobel jika anda bisa tanpa menggunakan kata jangan bagi saya kata jangan perlu untuk memberikan pengertian baik dan benar bagi anak tetapi dengan metode dimana anak tidak harus dibuat merasa tertekan dan nyaman
BalasHapus