sakura rain

Senin, 01 Desember 2014

SUSUNAN MAKANAN SEIMBANG DAN STIMULASI AWAL UNTUK BAYI




MAKALAH

ANTROPOBIOLOGI
Tentang
SUSUNAN MAKANAN SEIMBANG DAN STIMULASI AWAL UNTUK BAYI

Dosen Pembina Mata Kuliah:
Nurhafizah, M.Pd

 


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Gizi yang baik berperan penting dalam mencapai pertumbuhan badan yang optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pula pertumbuhan otak yang sangat menentukan kecerdasan seseorang. Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya justru memberikan makanan yang enak kepada anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak mengimbanginya dengan makanan sehat yang mengandung banyak gizi.
Memiliki anak dengan tumbuh kembang yang optimal adalah dambaan setiap orang tua. Untuk mewujudkannya tentu saja orang tua harus selalu memperhatikan, mengawasi, dan merawat anak secara seksama. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini. Pada masa periode kritis ini, diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensinya berkembang. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi masih dalam kandungan. Untuk bisa merawat dan membesarkan anak secara maksimal tentu kita perlu mengetahui banyak hal yang berkaitan dengan anak itu sendiri, yang pada gilirannya akan menjadi bekal yang sangat berharga bagi kita dalam merawat dan membesarkan buah hati kita.
B.       Rumusan Masalah
·           Bagaimanakah susunan makanan seimbang??
·           Bagaimanakah stimulasi awal untuk bayi??
C.      Batasan Masalah
·           Susunan makanan seimbang
·           Stimulasi awal untuk bayi

BAB II
PEMBAHASAN
SUSUNAN MAKANAN SEIMBANG
A.      Kebutuhan Akan Gizi
Untuk masa depan anak yang lebih baik, persiapkan dasar yang sehat dan kuat pada 3 tahun pertama kehidupan anak. Pada awal-awal kehidupannya, tidak ada yang lebih baik dari ASI. Nutrisi merupakan zat penyusun bahan makanan yang diperlukan tubuh dalam proses metabolisme. Tujuan pemberian nutrisi yang cukup adalah untuk memelihara kesehatan, melakukan berbagai aktivitas, pertumbuhan, perkembangan jasmani, dan psikomotorik, serta pemulihan saat sakit. Nutrisi yang dibutuhkan antara lain air, lemak, protin, karbohidrat, vitamin dan mineral. Sebagai contoh, bayi yang mnum ASI membutuhkan air sekitar 175-200 ml per kilogram BB per hari pada triwulan kedua dan seterusnya. Akan tetapi, kebutuhan tersebut bisa bervariasi pada beberapa anak, tergantung pada kondisinya. (Indiarti, 2007)
B.       Konsep Menu Seimbang
Menu seimbang adalah konsumsi makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat gizi. Kekurangan gizi pada salah satu makanan dengan pemberian menu seimbang dapat dicukupi oleh makanan lain. Untuk itu pemberian menu seimbang dengan makanan yang beraneka ragam sangat dibutuhkan dalam memenuhi kecukupan gizi (Almatsier, 2005).
Pedoman umum gizi seimbang harus diaplikasikan dalam penyajian hidangan yang memenuhi syarat gizi yang dikenal dengan menu seimbang. Menu seimbang mulai dikembangkan pada tahun 1950 dengan istilah ”Empat Sehat Lima Sempurna” (Sulistyoningsih, 2011). Pola menu 4 sehat 5 sempurna adalah pola menu seimbang yang bila disusun dengan baik mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh (Almatsier, dalam http://infokesehatan-healthy.blogspot.com/2012/02/konsep-dasar-menu-seimbang.html).





C.      Syarat Menu yang Baik
a.       Pola Menu Seimbang
Pola menu seimbang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gizi. Susunan makanan yang dihidangkan dapat memenuhi kebutuhan gizi sesuai dengan umur, jenis kelamin, dan juga aktivitas yang dilakukan.
b.      Aspek Warna Menu Seimbang
Warna menu seimbang makanan harus menarik sehingga dapat membangkitkan selera makan, namun penggunaan pewarna bahan tambahan makanan juga harus memperhatikan keamanannya dan diutamakan menggunakan pewarna alami.
c.       Tekstur dan Konsistensi
Tekstur dan konsistensi makanan yang dihidangkan disesuaikan dengan kemampuan fisiologis dan juga umur. Bentuk makanan bayi, lansia dan orang yang mengalami gangguan kesehatan khususnya pencernaan akan berbeda dengan orang dewasa pada umumnya.
d.      Rasa dan Aroma
Aroma masakan yang kuat dikombinasikan dengan makanan yang tidak tajam baunya.
e.       Ukuran dan Bentuk Potongan
Adanya kreasi dalam bentuk potongan dapat membangkitkan selera makan.
f.       Suhu
Pertimbangkan makanan yang harus dihidangkan panas atau dingin dengan menyesuaikan suhu lingkungan, udara atau iklim.
g.      Popularitas
Hidangan untuk anggota keluarga akan lebih membangkitkan selera makan ketika sesekali disajikan pula hidangan tertentu yang sedang popular di masyarakat, yang memang disukai anggota keluarga.
h.      Penyajian Menarik
Bila perlu makanan disajikan dengan hiasan, selain itu disajikan dalam keadaan yang bersih, terhindar dari pencemaran yang dapat membahayakan kesehatan.
i.        Tenaga dan Waktu
Jenis hidangan yang akan disajikan disesuaikan dengan peralatan, kemampuan, tenaga dan waktu yang dimiliki oleh ibu/keluarga.
D.      Pemberian Gizi
Pemberian gizi adalah perilaku yang dilakukan ibu dalam memberikan makanan pada anaknya (Sulistyoningsih, dalam http://infokesehatan-healthy.blogspot.com/2012/02/konsep-dasar-menu-seimbang.html) meliputi:
a.         Tindakan Ibu dalam Pemilihan Makanan
Pemberian gizi dapat terpenuhi dengan sempurna maka perlu diperhatikan syarat bahan makanan yang akan digunakan sesuai dengan umur. Makanan tambahan yang baik menurut WHO (2005) adalah sebagai berikut : Kaya energi, bersih dan aman.
b.         Tindakan Ibu dalam Pengolahan Makanan
Pilihlah cara pengolahan makanan yang menghasilkan tekstur lunak dengan kandungan air tinggi yaitu direbus, dikukus. Namun pada usia ini dapat dikenalkan cara kombinasi yaitu dipanggang atau digoreng asalkan tidak menghasilkan tesktur keras. Beberapa pilihan cara pengolahan kombinasi yaitu direbus dahulu kemudian panggang (perkedel panggang) atau dikukus, kemudian goreng (tempe dan tahu bacem).
c.         Tindakan Ibu dalam Pemberian Jadwal Makanan
Sesudah jumlah bahan makanan sehari dan frekuensi makan diketahui, kemudian bahan makanan tersebut dibagi untuk tiap kali makan. Selanjutnya bahan makanan tersebut dapat dimasak hidangan dan tersusunlah menu.
d.        Tindakan Ibu dalam Cara Pemberian Makanan
Cara memberikan makanan tambahan pada balita adalah sesuai dengan kebutuhan balita dengan menu makanan seimbang. Menu yaitu susunan hidangan yang terdiri atas satu atau beberapa macam masakan dan hidangkan pada suatu acara makan, misalnya menu sehari, menu makan pagi, makan siang, makan malam atau makan selingan.
E.       Pengasuhan Nutrisi
Kebutuhan nutrisi anak bertahap dan makin variatf komposisi dan jenisnya sejalan dengan tahap pertumbuhan anak. Pada usia-usia tertentu, sumber makanannya pun tertentu. Misalnya pada bayi baru lahir, konsumsinya hanya ASI dari ibunya.
Selain oksigen yang didapat dari bergerak aktif, otak anak yang super aktif membutuhkan diet seimbang untuk bisa berfungsi dengan optimal. Lebih dari 100 milyar sel saraf otak aktif membutuhkan gizi cukup untuk dapat mendengar, melihat, merasa, meraba, mencium, berjalan berbicara, berfikir dengan efisien. Makanan bergizi juga sangat mempengaruhi kecepatan hantaran saraf. Semakin baik sistem hantaran saraf, semakin baik pula tubuh berfungsi. Kebutuhan makanan dapat disederhanakan sebagai berikut: memperbesar porsi buah-buahan dan sayuran segar, ikan dan diet tinggi potasium (pisang). Kunci dalam pemberian komposisi diet ideal adalah variasi jenis dan dalam jumlah sedang. (Andyda, 2004)
F.       Susu Formula yang Aman
Tidak semua ibu bisa menyusui bayinya sendiri. Hal itu bisa disebabkan oleh kurangnya produksi air susu atau kaena kesibukan pekerjaan sehingga tidak memungkinkan si ibu untuk menyusui bayi pada pagi dan siang har. Sebab lain adalah si ibu terserang penyakit menular yang berbahaya bagi bayi. Dalam hal ini, bayi diberi makanan buatan atau susu formula yang bisa juga membantu pertumbuhan bayi. Namun demikian, setiap ibu harus berusaha sekuatnya agar tidak tergesa-gesa mengambil keputusan untuk mengganti ASI dengan susu buatan.
Semua kebutuhan nutrisi dalam susu formula terkandung lengkap dalam ASI. Namun, orangtua kadang-kadang memberikan air susu pengganti ASI dalam bentuk susu formula dengan berbagai alasan. Tentu saja, kandungan susu formula diharapkan sama dengan kandungan yang ada pada ASI. Oleh karena itu, semua produk susu formula berusaha memenuhi kebutuhan nutrisi tersebut. Komposisinya diatur sedemikian rupa sehingga hampir pas seperti komposisi yang ada pada ASI.
Adapun cara memilih susu formula, sebagai berikut:
1.         Susu Kaleng Evaporated
Susu evaporated adalah susu sapi lengkap segar, yang dinilai gizinya tidak ditambah maupun dikurangi. Hanya airnya saja yang diuapkan hingga kental. Susu evaporated sudah bebas dari hama dan bila kalengnya dibuka, susu bisa tahan sekitar 24 jam atau lebih. Pada umunya, sebagian besar pabrik susu evaporated menghasilkan kualitas susu yang tidak jauh berbeda. (Oswari dalam Indiarti, 2007)
2.         Susu Manis dalam Kaleng
 Susu itu boleh dipergunakan oleh semua orang, kecuali bayi. Jadi, susu tidak boleh dipergunakan untuk pembuatan makanan tambahan bagi bayi. Hal itu menyangkut masalah kandungan protein yang sudah diencerkan, yang pasti terlalu sedikit, dan juga masalah higiene. Ikatan Dokter Indonesia telah mengeluarkan larangan untuk tidak menggunakan susu manis dalam kaleng sebagai makanan bayi dari usia 0 hingga 12 bulan.
3.         Susu Bubuk
Berbagai merek susu bubuk telah diperdagangkan. Pada umumnya, semua merek itu baik dan nilai gizinya hampir sama. Bagi daerah yang terpencil, susu bubuk itu sangat praktis digunakan. Anda bisa membeli susu bubuk dengan jumlah cukup banyak untuk persediaan selama beberapa bulan, khususnya untuk daerah yang masih kesulitan dalam hal perhubungan. Untuk mendapatkan satu liter susu sapi lengkap, ambillah 125 gram bubuk susu. Supaya susu bubuk tahan lama, tutuplah kalengnya dengan baik setiap kali habis pakai dan simpanlah di tempat yang dingin dan kering agar bisa tahan lima hingga enam minggu.
4.         Bubur Susu
Pada saat ini, bubur susu banyak dibuat oleh pabrik dalam keadaan siap pakai, artinya bubuk bubur hanya perlu ditambah air hangat saja, tidak perlu dimasak lagi, dan sudah siap diberikan pada bayi. (Indiarti, 2007)
G.      Makanan Tambahan dan Pertumbuhan Balita
Awalnya, bayi yang mengonsumsi ASI mungkin akan mengalami pertumbuhan lebih lambat dibandingkan bayi yang mengonsumsi susu formula. Akan tetapi, risiko terkena penyakit ternyara lebih tinggi pada bayi yang mengonsumsi susu formula. Ada sebuah penelitian yang mengambil sampel remaja usia 13-16 tahun yang mengonsumsi ASI dan susu formula. Dari penelitian tersebut, diketahui bahwa remaja yang pada masa bayinya mengonsumsi ASI ternyata memiliki kadar kolesterol yang lebih rendah daripada yang mengonsumsi susu formula.
Jangan memberikan makanan yang mengandung gluten hingga bayi berusia 6 bulan. Pada bayi, zat itu bisa memicu reaksi alergi, termasuk gangguan gastrointestinal. Makanan tersebut antara lain: (Indiarti, 2007)
·           Barley (sejenis gandum untuk bahan baku bir)
·           Bran (dedak padi)
·           Farina (tepung gandum halus)
·           Oatmeal (bubur havermout)
·           Rye (sejenis gandum untuk bahan baku wiski)
·           Semolina (tepung gandum kasar)
·           Gandum
Hingga usai 1 tahun, hindari makanan yang bisa memicu reaksi alergi dan penyakit lain. Di antaranya, makanan tersebut adalah:
·           Putih telur
·           Kacang-kacangan
·           Kerang-kerangan
·           Buah dan jus sitrus
·           Buah beri
·           Tomat
·           Air susu sapi
Hingga usai 1 tahun, hindari makanan yang sulit dicerna, antara lain:
·           Mentimun
·           Bawang
·           Kubis/kol
·           Brokoli
·           Kembang kol
Beberapa jenis makanan terus menimbulkan masalah sekalipun bayi sudah disapih. Hingga usia 4 tahun, hindari makanan yang bisa menyebabkan anak tersedak. Di antaranya:
·           Kacang-kacangan
·           Buah anggur
·           Biji-bijian
·           Wortel merah
·           Hot dogs
·           Popcorn
·           Kembang gula yang keras
H.      Jadwal Makan Balita
ASI Ekslusif merupakan makanan bayi terbaik yang harus diberikan minimal 4 bulan dan disarankan hingga 6 bulan. Akan tetapi, jika kondisi tidak memungkinkan, berikut jadwal dan makanan untuk bayi sebagaimana disarankan oleh dokter Oswari:
Hari pertama                    : 6 x 10 cc susu manis atau susu asam sehari
Hari kedua                       : 6 x 15 cc makanan buatan (MB) sehari
Hari ketiga                       : 6 x 20 cc MB sehari
Hari keempat                    : 6 x 30 cc MB sehari
Hari keenam                     : 6 x 50 cc MB sehari
Hari ketujuh                     : 6 x 60 cc MB sehari
Hari ke- 8,9, 10                : masing-masing 6 x 70 cc MB sehari
Hari ke- 11 dan 12           : masing-masing 6 x 80 cc MB sehari
Hari ke- 13 dan 14           : masing-masing 6 x 90 cc MB sehari
Waktu pemberian makan ialah setiap tiga jam, misalnya jam 06.00, 09.00, dst. Jika tengah malam bayi terbangun dan menangis, bayi boleh diberi air teh biasa. (Indiarti, 2007)
1.      Bayi Normal 0 – 14 Hari
Diberi 6 x 100 cc hingga 120 cc MB. Jika hendak diberi makanan buatan yang manis, maka campurannya setengah bagian susu sapi + setengah bagian air + 8% gula dari jumlah susu yang dipakai. Jika hendak diberi makanan buatan yang asam, dibutuhkan 6 x 100 cc susu asam.
2.      Usia 14 Hari – 2 Bulan
Pemberian makanan 6 x 100 cc sampai 150 cc MB. Cara membuat MB sama dengan di atas. Di samping itu, buah-buahan seperti pisang ambon, pepaya, jeruk, tomat, serta dua buah biskuit, dan vitamin A-D wajib pula diberikan. Waktu makan adalah setiap tiga jam.
3.      Usia 3 – 5 Bulan
Pada usia tersebut diberikan 5 x 180 MB, buah-buahan + biskuit, dan vitamin A – D. Waktu makan ialah setiap empat jam. Buah-buahan dan vitamin A-D diberikan.
4.      Usia Bayi 5 – 6 Bulan
Pada usia 5-6 ini, bayi diberi 4 x 180 cc MB. 1 x bubur susu, buah-buahan + biskuit.
5.      Usia 6-8 Bulan
Pada usia tersebut diberikan 2 x 180 cc MB. 1 x bubur susu, 1 x nasi tim, buah-buahan, biskuit, dan vitamin A-D.
Bubur susu terdiri dari 200 cc susu sapi, tepung 15-20 gram, dan gula 5-10 gram. Nasi tim terdiri dari beras 1-2 sendok makan, air 250 -300 cc, garam, sayur bayam, wortel, dan hati ayam/sapi atau tahu.
6.      Usia 8-10 Bulan
Menunya ialah 2 x 180 cc MB, 2 x bubur susu, 1 x nasi tim saring, 1 telur ayam, buah-buahan+biskuit, vitamin A-D.
7.      Usia di atas 10-12 Bulan
Jam 06.00       : 150 cc susu lengkap, tanpa pngenceran.
Jam 08.00       : bubur susu, 1 telur ayam, atau 200 cc susu + gula, roti + mentega dan   : biskuit, 1 telur ayam.
Jam 11.00       : buahan + biskuit
Jam 13.00       : nasi tim halus (tidak perlu disaring), sop berisi hati ayam/sapi,  daging, ikan, 1 telur ayam atau tempe, kaldu yaitu air daging sapi / ayam rebus.
Jam 16.00       : 150 cc susu sapi lengkap diberi gula sedikit, biskuit.
Jam 18.00       : nasi tim halus + sop + sayur-sayuran + hati/daging
I.         Cara Memberi Makan Anak
(Kesehatan Ibu dan Anak, 2012)
A.    0-6 Bulan
Hanya berikan ASI atau ASI ekslutif.
B.     6-8 Bulan
·         Terus berikan ASI
·         Mulai berikan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Contohnya bubur susu dan bubur tim yang dilumat.
·         Berikan MP-ASI secara bertahap sesuai umur.
Cara Pemberian MP-ASI
§  Berikan ASI dulu, kemudian MP-ASI.
§  Berikan aneka makanan seperti telur, ayam, ikan, tempe, tahu, daging, wortel, bayam, santan, kacang hijau, minyak dan buah-buahan.
§  Jika menggunakan MP-ASI buatan pabrik, baca cara pakainya. Perhatikan tanggal kadaluarsa.
§  Beri makanan selingan dua kali sehari. Contohnya bubur kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari, dll.
§  Ajari anak makan sendiri dengan sendok, ajari juga kinum sendiri dengan gelas, perhatikan kebersihan makanan.
C.    9-11 Bulan
·         Terus berikan ASI
·         Berikan MP-ASI yang lebih padat. Contohnya bubur nasi, nasi tim, dan nasi lembek.
D.    1-2 Tahun
·         Berikan makanan 3-4 x sehari.
·         Bentuk makanan adalah makanan keluarga, makanan yang dicincang dan dihaluskan jika diperlukan.
·         Terus berikan ASI.
E.     Umur 2-3 Tahun
·         Lanjutkan beri makanan orang dewasa.
·         Tambahkan porsinya menjadi setengah piring.
·         Beri makanan selingan 2 x sehari.
·         Jangan berikan makanan manis sebelum waktu makan, sebab bisa mengurangi nafsu makan.
J.        Program Makanan di Taman Kanak-kanak
Penyelenggaraan makanan untuk anak di sekolah termasuk dalam penyelenggaraan makan institusi. Ada yang bersifat non-komersil (orang tua membiayai), semi komersil (keuntungan hanya sedikit untuk menutupi kebutuhan tertentu), dan sosial (tanpa pungutan biaya). (Soegeng & Anne, 1995)
Fungsi:
·           Menambah konsumsi zat gizi anak dalam menu makanan sehari-hari.
·           Mendidik sopan santun dalam acara makan bersama.
·           Memupuk hdup kebersamaan.
·           Melatih anak makan berbagai jenis bahan makanan serta hidangan yang bergizi.
·           Melatih anak mandiri, dalam hal ini makan sendiri.
·           Melatih anak menggunakan peralatan makan dengan benar.
Syarat:
·           Mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan anak.
·           Higienis dan tidak membahayakan anak.
·           Memenuhi syarat-syarat makan anak usia tertentu.
·           Porsi makanan tidak terlalu besar.
·           Tidak berduri atau bertulang kecil, dll.
Contoh hidangan:
(makanan utama)
·           Nasi, sop tahu, dan sayur
·           Mie/bihun goreng, bubur ayam
·           Nasi, sayur asam, dan teri goreng
·           Nasi kuning, dadar telur, ketimun
·           Nasi, sayur bening bayam, tempe goreng
·           Kentang goreng, bola daging, sayur
(makanan selingan)
·           Bubur kacang hijau, ketan hitam
·           Singkong, jagung muda
·           Pudding
·           Kue, singkong kukus
·           Bolu pelangi
STIMULASI AWAL UNTUK BAYI
A.      Perkembangan Kognitif dan Motorik
Pertumbuhan bayi pada tahun-tahun pertama berlangsung sangat pesat. Pada masa ini, perlu diberikan stimulasi-stimulasi yang merangsang kemampuan si anak. Rangsangan tersebut diharapkan bisa mendorong kemampuan bahasa, keterampilan, sosial, ataupun rasa ingin tahu anak. (Indiarti, 2007)
1.         Dimensi Kecerdasan Motorik
Motorik halus dan motorik kasar, keduanya diperlukan agar anak bisa berkembang secara optimal. Bedanya, perkembangan motorik kasar sangat tergantung pada kematangan anak.
Sementara itu, motorik halus bisa dilatih. Anak-anak yang perkembangan motorik halusnya kurang biasanya disebabkan oleh kurangnya stimulasi dari lingkungan. Latihan menulis, meronce, meremas-remas lilin, bisa dilakukan untuk mengembangkan mtorik halus. Intinya, aspek motorik berkaitan dengan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord.
Motorik Kasar
·           Jalan
Orang tua berdiri dan berjarak dengan anak sambil memegang mainan yang menarik. Gunakan karpet bergambar atau tempelkan gambar-gambar yang menarik di lantai. Mintalah anak untuk menginjak karpet/lantai.
·           Lari
Stimulasi fase lari ini bisa dimulai ketika anak berada pada fase jalan, yaitu sekitar usia 12 bulan ke atas. Aktivitasnya bisa berupa menendang bola, main sepeda, serta naik turun tangga.
·           Lompat
Lompat di tempat atau trampoline (kain tanah yang direntangkan di atas tanah untuk menampung jatuhnya akrobat-akrobat). Jangan melompat-lompat di tempat tidur karena mengacaukan kognitif, dalam arti, mengajarkan perilak yang tidak baik kepada anak, karena tempat tidur bukan tempat untuk melompat atau bermain.
·           Lempar
Main dartboard atau lempar panah. Gunakan jenis panah yang khusus untuk anak-anak (yang aman dan tidak tajam), seperti jenis panah yang terbuat dari papan velcro dan anak panahnya diganti dengan bola yang ber-velcro. (Maimunah, 2009)
2.         Dimensi Kecerdasan Kognitif
Perkembangan kognitif adalah perkembangan proses berfikir seorang anak. Indikasi dari adanya perkembangan proses berfikir adalah kemampuan menerima, mengolah dan memahami informasi yang diterima. Misalnya, respon anak jika diajak bermain cilukba, dipanggil, dicubit, dicium sayang, dan sebagainya. Kecepatan anak dalam merespons rangsangan tersebut menunjukkan inteligensinya.
Aspek intelegensi nantinya akan berkaitan dengan kemampuan memecahkan masalah serta mampu berfikir logis. Intinya adalah kemampuan anak dalam mengembangkan kemampuan berfikir. Kemampuan itu berkaitan dengan bahasa dan bisa dilatih sejak anak mulai memahami kata.
3.         Dimensi Kecerdasan Emosi
Perkembangan kecerdasan emosi sangat penting untuk dipantau. Orang tua yang memberikan kehangatan kepada anak bisa dilihat dari si anak yang tampak merasa bahagia, murah senyum, ceria, suka bermain dan bergaul dengan kawan-kawan sebayanya, tidak mudah marah, mudah diarahkan, dan sebagainya. Sebaliknya, anak yang kurang kehangatan akan cepat marah, wajahnya kaku dan suntuk, susah tersenyum, dan seringkali tersisih dari teman-temannya.


B.       Stimulasi Indera Peraba dan Pengecap
Secara tidak sadar, orang tua sudah melakukan beberapa stimulasi indera sentuhan dari hari ke hari. Hanya saja, upayanya mungkin kurang maksimal. Untuk itu, berikut beberapa cara yang dapat dilakukan:
·           Berjalan tanpa alas. Jika sudah agak besar, bayi bisa diajak berjalan-jalan tanpa alas kaki sehingga ia mampu merasakan perbedaan kala menyentuh lantai, karpet, atau rumput. Nah, apa yang kita sampaikan kepada sensori peraba bayi akan terekam di dalam otaknya dan membantunya menghubungkan jaringan sel-sel saraf yang ada di dalamnya. Akhirnya, sekitar usia 2 tahun, ia mulai bisa menyebutkan bahwa batu itu keras, sutera itu lembut.
·           Menyusu Asi. Menyusu merupakan salah satu cara untuk merangsang indera pengecap bayi. Beberapa pakar mengatakan bahwa bayi yang menyusu ASI lebih jarang mengisap jari, ketimbang yang menyusu dari botol. Waktu menyusu yang ideal adalah sekitar 30 – 40 menit. Di atas 20 menit susu ibu sebenarnya sudah kosong, tetapi bayi tetap mengisap puting ibunya demi memenuhi kebutuhan mengisapnya.
·           Ranjang Lembut Aman Nyaman. Pada umumnya, waktu bayi banyak dihabiskan di atas ranjang. Nah, untuk menstimulasi indera peraba, lapisi ranjang dengan alas tempat tidur yang lembut dan hangat sehingga ia merasa nyaman.
·           Manfaatkan Berbagai Bahan. Bayi perlu mengenal konsep kasar-halus atau keras-lunak. Untuk itu, kita bisa mengenalkan kepadanya berbagai tekstur bahan, seperti sutera, satin, velvet, kulit, handuk, dan sebagainya. Bisa juga memanfaatkan kegiatan sehari-hari. Mandi, sebagai contoh, memungkinkan bayi untuk mengetahui sifat sabun yang licin.
·           Berbagai Macam Rasa Makanan. Selepas usia 6 bulan, mulailah bayi diperkenalkan kepada berbagai macam rasa makanan agar saat besar nanti, indera pengecapnya terbiasa dengan rasanya. Ia pun akan tumbuh menjadi anak yang tidak pilih-pilih makanan.
·           Pijat bayi. Pijatan bisa memberikan efek refleks pada bayi. Penelitian membuktikan bahwa bayi prematur yang sering dipijat akan tumbuh lebih baik, lebih cepat, lebih tenang, serta lebih jarang menangis ketimbang bayi-bayi prematur yang tidak dipijat. Akan lebih baik lagi bila ibu mengikuti berbagai kursus pijat bayi yang banyak diselenggarakan untuk mengetahui teknik pijatan yang tepat. Jika bayi dipijat tanpa mengenakan pakaian, pilih ruangan yang cukup hangat.
C.      Stimulasi Multiple Intelligence
1.      Daya Cerna dan Daya Ingat
Masa satu tahun pertama kehidupan bayi merupakan masa yang sangat menentukan. Pada tahun-tahun pertama otak bayi bekerja secara maksimal. Otak si kecil mulai belajar untuk menangkap suatu kejadian tertentu, menyimpan, dan mengingatnya kembali. Si kecil sebenarnya sudah mampu mengingat beberapa pengalaman di dalam rahim. Misalnya, ia masih ingat seperti apa suara ibunya sehingga ia lebih mudah mengenali sang ibu pada saat dilahirkan.
Bekerjanya daya ingat si kecil sangat membantu perkembangannya. Ia akan mulai belajar agar menjadi lebih baik dengan menggali kembali ingatan tentang kejadian-kejadian yang dialaminya beberapa saat sebelumnya. Selain itu, si kecil juga akan lebih mudah berinteraksi dengan orang lain karena adanya daya ingat tersebut. Daya ingat si kecil yang sangat kuat adalah daya ingat jangka pendek. Pada usianya yang masih di bawah satu tahun, daya ingat si kecil masih belum bisa bertahan lama. Ia hanya mampu mengingat dalam selang waktu satu menit. Jika lebih dari itu, ia akan merasa seolah-olah belum pernah mengalaminya. Sementara itu, daya ingat jangka panjangnya belum bekerja dengan baik.
2.      Indera Peraba dan Pengecap
Stimulasi indera peraba dan pengecap akan mengoptimalkan perkembangan otak, selain stimulasi indera pendengaran dan penglihatan. Stimulasi diperlukan dalam perkembangan otak yang akan menentukan kecerdasan. Apalagi bila dikaitkan dengan the golden age atau masa pesat perkembangan otak di usia 0-3 tahun. Sesudah itu, perkembangan otak manusia pun  akan melambat. Jadi, manfaatkan masa tersebut dengan sabaik-baiknya. Kecepatan perkembangan otak dalam periode itu ditandai dengan pertambahan berat otak dari 400 gr pada waktu dilahirkan menajdi hampir 3 kali lipatnya setelah akhir tahun ketiga. Sekedar untuk diketahui, pada awal usianya fungsi kedua belahan otak masih sama.
3.      Blood Brain Barrier
Jenis lemak tak jenuh, baik jenis yang majemuk maupun jenis yang tunggal, diperlukan dalam menu harian, termasuk dalam susu bayi. DHA adalah salah satu zat gizi yang tergolong dalam lemak tak jenuh majemuk. Rata-rata air susu ibu mencukupi kandungan DHA-nya. Ibu memperoleh asam lemak tak jenuh majemuk dalam minyak ikan. Kandungannya lebih banyak dari ikan yang berasal dari laut dalam, yang disebut omega 3. Bukan hanya bayi, orang dewasa pun membutuhkan omega 3 untuk kesehatan darah maupun pembuluhnya.
Menurut Hendrawan dalam Indiarti (2007), keunggulan DHA terdapat dalam omega 3 yang diperlukan oleh jaringan retina dan otak bayi untuk bertumbuh dan bisa berfungsi dengan baik. Untuk menajamkan penglihatan pada lapisan layar mata, DHA sungguh berperan besar. Demikian juga alasan mengapa DHA banyak diserap oleh jaringan otak. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan kecukupan asupan omega 3 kepada anak, khususnya DHA. Pemberian ASI tidaklah bermasalah. Namun, beberapa hal perlu diperhatikan saat harus memilih susu sebagai pengganti ASI. Pilihlah susu formula yang  sudah mengandung DHA agar otak anak bisa tumbuh secara optimal seperti yang terjadi pada otak anak yang mendapatkan ASI. (Indiarti, 2007)
D.      Stimulasi Dari Sang Ayah
Hasil riset para psikolog menyatakan bahwa peran ayah sangat penting dalam pertumbuhan seorang anak. Ikatan emosional ayah dan anak ditentukan salah satunya oleh interaksi antara ayah dan anak itu sendiri. Interaksi yang baik antara ayah dan anak dikatakan sangat mempengaruhi kecerdasan emosional anak yang membuatnya tumbuh menjadi sosok dewasa yang berhasil.
Berikut kiat-kiat bagi ayah agar tetap dekat dengan si kecil: (Indiarti, 2007)
·           Sering membelai pertu istri ketika hamil.
·           Aktif merawat bayi.
·           Bermain bersama.
·           Terlibat dalam pergaulan anak.
·           Menjadi pendengar yang baik.
·           Komunikasi yang baik.
·           Berikan pilihan dan kepercayaan.
·           Penuhilah sesuai kebutuhannya.



BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Bayi yang baru lahir hanya mememrlukan ASI atau susu formula selama enam bulan pertama kehidupan. ASI adalah pilihan terbaik untuk bayi, karena menyediakan anti bodi dan nutrisi lengkap, bersama dengan lapisan usus untuk memungkinkan bayi untuk benar lulus tinja. Jika ibu tidak dapat atau memeilih untuk tidak menyusui, pilihan terbaik berikutnya adalah formula yang dekat dengan dengan ASI. Selama enam bulan pertama ASI atau susu formula semua yang diperlukan.
Lebih dari 100 milyar sel saraf otak aktif membutuhkan gizi cukup untuk dapat mendengar, melihat, merasa, meraba, mencium, berjalan berbicara, berfikir dengan efisien. Makanan bergizi juga sangat mempengaruhi kecepatan hantaran saraf. Semakin baik sistem hantaran saraf, semakin baik pula tubuh berfungsi. Kebutuhan makanan dapat disederhanakan sebagai berikut: memperbesar porsi buah-buahan dan sayuran segar, ikan dan diet tinggi potasium (pisang). Kunci dalam pemberian komposisi diet ideal adalah variasi jenis dan dalam jumlah sedang.
B.       Saran
Dalam usia ini bayi mampu berkomunikasi meski dalam bentuk sangat sederhana. Berkat pemenuhan zat gizi yang diperolehnya dari ASI sejalan dengan peningkatan proses tumbuh kembang yang sedang dijalani, kini ASI saja tidak cukup untuk memenuhi zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuhnya, maka mulai usia ini perlu diperkenalkan beberapa jenis makanan padat yang disebut Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
Selain itu, orang tua dan guru harus benar-benar paham tentang gizi dan stimulasi yang diperlukan bayi, agar baik fisik maupun psikisnya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.




Daftar Pustaka
Indiarti. 2007. A To Z Golden Age. Andi: Yogyakarta
Soegeng dan Anne. 1995. Kesehatan dan Gizi. Rineka Cipta: Jakarta
Hasan, Maimunah. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini. Diva Press: Yogyakarta.
Meliala, Andyda. 2004. Anak Ajaib. Andi: Yogyakarta.
Kemenkes RI. 2012. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Kemenkes RI: Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar