NAMA : RANI
FADHILLAH
NIM/BP : 1200797/2012
JURUSAN : PG PAUD REGULER
2012
1.
Jelaskan hakekat dan urgensi dari kolaborasi guru dan orang tua di
dalam pendidikan AUD!
Jawab:
Hakekat kolaborasi guru dan orang tua adalah hubungan antara
lembaga PAUD misalnya Taman Kanak-Kanak (guru, kepsek) dengan orang tua bisa
bentuk kerjasama dalam menciptakan lingkungan keluarga yang baik, harmonis,
sehat dan edukatif baik di rumah maupun di sekolah yang dapat mendorong pertumbuhan
dan perkembangan anak menjadi lebih optimal.
Urgensi kolaborasi guru dan orang tua dalam pendidikan AUD sangatlah
penting. Sangat penting karena mengingat begitu banyaknya hal yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak saat ini. Orang tua dan guru harus punya
sinergi dalam pendidikan karena tidak mungkin pendidikan berjalan optimal jika
salah satu unsur penting dalam pendidikan tersebut tidak berfungsi, karena
pendidikan akan berjalan tidak seimbang.
2.
Jelaskan teori-teori terkait kolaborasi orang tua dan guru dalam
pendidikan AUD, beserta contoh masing-masing!
Jawab:
a.
Teori
Morrison
Teori
Morrison mengatakan keterlibatan orang tua yaitu proses di mana orang tua
menggunakan segala kemampuan mereka, guna keuntungan mereka sendiri,
anak-anaknya dan program yang dijalankan itu sendiri.
Contohnya
adalah bentuk partisipasi para orang
tua tersebut sepeti progam sekolah yang berkaitan sebagai staf pengajar, sebagai tutor, melakukan
monitoring, mengumpulkan
data dan mengawasi anak. Selain itu orang tua membantu tugas-tugas sekolah (orientasi
pada tugas). Lalu, Orang tua didorong untuk mau berpartisipasi dalam kegiatan
proses pembelajaran seperti perencanan kurikulum,memilih buku yang diperlukan
sekolah,seleksi guru dan membantu menentukan standar tingkah laku yang
diharapkan (orientasi pada proses). Orietasi ini membantu para orang tua untuk
mengembangkan keterampilan yang berguna bagi mereka, anak-anaknya, sekolah, guru,
keluarga dan pada waktu yang bersamaan meningkatkan keterlibatan orang tua
(orientasi pada perkembangan).
b.
Teori Greenberg
Greenberg
percaya bahwa keterlibatan orang tua di sekolah akan meringankan guru dalam
membina kepercayaan diri anak, mengurangi masalah disiplin anak dan
meningkatkan motivasi anak. Para guru yang menganggap orang tua sebagai rekan
yang penting dalam pendidikan pra sekolah. Maka akan menghargai dan makin
terbuka terhadap kesediaan kerjasama orang tua.
Contohnya
adalah guru tidak membedakan masing-masing orang tua dan menghargainya,
mendengarkan
secara baik apa yang dikatakan orang tua dan memahami bahwa terdapat perbedaan
antara orang tua dan guru, apabila melakukan pertemuan perhatikan waktu karena
terdapat kesibukan masing-masing, guru melakukan kunjungan rumah apabila
disetujui orang tua, sarankan kepada orang tua untuk datang ke sekolah walau
tanpa perjanjian, guru memberikan petunjuk kepada orang tua bagaimana mendidik
anak, dan guru membantu orang tua yang mengalami kesulitan finansial agar
mereka juga bisa menjenguk anak-anak di sekolah.
c.
Teori Spodek
Mengatakan keterlibatan orang tua
dalam kegiatan belajar mengajar menunjukkan minat mereka terhadap pendidikan
dalam kelas. Proses keterlibatan orang tua akan menguntungkan orang tua dalam
beberapa hal. Mereka dapat kesempatan belajar cara meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Sehingga orang tua lebih mampu dan merasa dibutuhkan dalam
kegiatan belajar anak.
Contohnya adalah mencatat absensi, mengumpulkan
hasil pekerjaan murid, merancang kegiatan untuk satu kunjungan, membuat laporan
untuk satu anak misal, berapa anak yang ikut makan bersama, menyiapkan alat
yang diperlukan kegiatan belajar mengajar, menyarankan beberapa tempat yang
dapat dikunjungi dalam rangka mempekenalkan lingkungan.
d.
Teori Chattermole dan Robinson
Mengemukakan
3 alasan pentingnya komunikasi guru dan orang tua yaitu :
1.
Para guru harus mengetahui kebutuhan dan harapan anak dan orang tua
mengikuti program pendidikan pra sekolah.
2.
Para orang tua memerlukan keterangan yang jelas mengenai segala hal yang
dilakukan pihak sekolah, baik program, pelaksaannya
dan ketentuan-ketentuan yang diberlakukan di sekolah tersebut.
3.
Komunikasi yang baik akan membantu terselengaranya proses pendidikan yang
baik.
Contohnya
adalah guru dan orang tua terus berkomunikasi secara efektif, baik itu ketika
diadakan pertemuan di sekolah ataupun pertemuan yang lebih personal yang
diadakan di rumah. Bisa juga berkomunikasi lewat via telepon atau alat
komunikasi lainnya. Dan jika komunikasi antara guru dan orang tua berjalan
dengan lancar dan efektif, maka semua pihak akan diuntungkan. Orang tua dapat
mengetahui perkembangan anaknya, guru mengetahui kebutuhan dan harapan orang
tua dan anak, perkembangan anak pun menjadi lebih optimal karena terperhatikan
oleh guru dan orang tua.
3.
Bagaimana
teknik komunikasi efektif dalam kolaborasi orang tua dan guru dan apa dampaknya
jika terjadi komunikasi yang tidak efektif terhadap kolaborasi tersebut?
Jawab:
Orang tua
mempunyai hak untuk mengetahui kemajuan pendidikan anaknya. Guru sebaiknya
selalu merespon terhadap rasa ingin tahu orang tua terhadap prestasi dan
perkembangan anaknya. Sebaiknya antara guru dan orang tua terjalin komunikasi
yang timbal balik dan efektif.
Menurut
Chattermole dan Robinson, ada tiga alasan penting komunikasi antara orang tua
dan guru, yaitu: guru harus mengetahui kebutuhan anak dari orang tua dalam
program pendidikan, orang tua memerlukan keterangan yang jelas mengenai
program-program dan pelaksanaannya, komunikasi yang baik membantu
terselenggaranya proses pendidikan yang baik.
Adapun
teknik komunikasi yang efektif yaitu:
a.
Teknik Komunikasi Resmi
Teknik komunikasi resmi adalah
komunikasi yang bertujuan bahwa apa yang akan disampaikan telah direncanakan
dan temanya juga khusus. Contoh komunikasi resmi antara lain: konferensi orang
tua atau rapat awal tahun, laporan berkala seperti buku penghubung dan rapor,
dan pertemuan orang tua yang diadakan disetiap bulannya di sekolah.
Agar komunikasi yang terjadi menjadi
efektif, sebaiknya seluruh orang tua murid menghadiri setiap kegiatan yang
diadakan di sekolah. Guru juga melakukan evaluasi terhadap pelaksanaannya agar
bisa menindaklanjuti orang tua yang tidak hadir.
b.
Teknik Komunikasi Tidak Resmi
Teknik komunikasi tidak resmi adalah
penyampaian keterangan tentang apa yang terjadi pada jam sekolah dengan cara
yang sangat sederhana. Teknik komunikasi yang tidak resmi bisa melalui telepon
dan alat komunikasi lainnya, serta saat guru berkunjung ke rumah orang tua.
Salah satu contoh teknik komunikasi tidak resmi adalah cara guru menyapa orang
tua dan bicara singkat pada saat orang tua mengantarkan anak dan menjemput anak
ke sekolah.
Dalam berkomunikasi, hal-hal yang sebaiknya dilakukan agar komunikasi efektif:
·
Tentukan apa yang akan dibicarakan
dalam konfrensi tersebut
·
Berikan pandangan pada masing-masing
orang tua
·
Atur ruang kelas sehinga kelihatan
bersih dan tersusun dengan baik
·
Dengarkan baik-baik apa yang
dikatakan orang tua
·
Perhatikan ungkapan verbal dan non
verbal
·
Penggunaan bahasa yang mudah
dipahami oleh orang tua
·
Sesuaikan acara dan isi pembicaraan
dengan masing-masing orang tua
·
Terimalah sikap dan perasaan
masing-masing orang tua
Hal-hal yang sebaiknya tidak dilakukan:
·
Jangan berdebat dengan orang tua
·
Jangan membicarakan kejelekan
seorang anak dengan orang tua lain
·
Jangan menjelekkan seorang guru di
depan orang tua
·
Jangan memotong pembicaraan orang
tua
·
Jangan menanyakan suatu hal yang
akan menimbulkan rasa malu pada orang tua
·
Jangan menyampaikan sesuatu
keterangan kepada orang tua yang seharusnya dirahasiakan.
Dampak yang
terjadi jika komunikasi kolaborasi orang tua dan guru tidak efektif, antara
lain:
·
Orang tua tidak mengetahui secara
detail perkembangan dan pertumbuhan anaknya, maupun prestasi-prestasi serta
masalah-masalah yang dimiliki anak.
·
Terjadinya kesalahpahaman antara
orang tua dan guru.
·
Terhambatnya proses pendidikan jika
komunikasi tidak efektif.
·
Perkembangan anak tidak bisa di
capai secara optimal.
4.
Buatlah
sebuah analisis kebutuhan kerjasama orang tua dan guru di lembaga TK yang
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam 1 tahun yang ideal
menurut saudara!
Analisis perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi di TK
X selama 1 tahun
·
Perencanaan
Jenis
Kolaborasi
|
Tujuan
|
1.
Penerimaan murid baru.
|
Untuk
mendata dan menjalin kerja sama awal, dengan mengetahui latar belakang anak
dan orang tua agar dapat mengklasifikasikan murid dan orang tua berkenaan
dengan kerjasama yang akan dijalin lebih lanjut.
|
2.
Pertemuan awal tahun.
|
·
Memaparkan kegiatan-kegiatan yang
ada di sekolah baik kegiatan akademik maupun non akademik seperti lomba-lomba
maupun kegiatan pembelajaran di luar sekolah seperti kunjungan ke
tampat-tempat tertentu seperti ke museum dan juga kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan hari-hari besar.
·
Memperkenalkan staf pengajar di
sekolah mengeratkan hubungan antara guru dan wali murid dan antara wali
murid.
·
Membentuk organisasi orang tua.
|
3.
Laporan perkembangan anak baik
bersifat mingguan, bulanan, maupun semester.
|
Agar orang
tua ikut mengetahui dan membantu proses belajar dan ikut bekerja sama
membimbing anak dan mendorong serta memotivasi anak dalam proses belajar.
|
4.
Memaparkan layanan yang akan
dilakukan kalau terdapat kendala dalam diri anak, seperti kunjungan rumah.
|
Mencari
solusi bersama untuk membantu perkembangan anak dengan guru dengan memberi
informasi bagaimana anak di rumah.
|
5.
Meminta wali murid sebagai nara
sumber pada kegiatan-kegiatan tertentu.
|
Saling
berbagi pengalaman dan ilmu.
|
6.
Rapat tengah semester
|
Tujuan
adalah agar orang tua tahu kendala atau perkembangan dari kegiatan yang telah
dilakukan, dan saling tukar pendapat untuk kegiatan untuk semester
selanjutnya.
|
7.
Meminta wali murid untuk ikut
serta menjadi panitia dalam setiap kegiatan TK, seperti lomba, manasik haji,
kegiatan di hari-hari besar, dan lain sebagainya.
|
·
Untuk mempererat kolaborasi antara
guru dan orang tua serta antar orang.
·
Meringankan pekerjaan guru karena
dikerjakan bersama-sama wali murid.
|
8.
Kunjungan ke rumah kepada setiap
anak, yang dikunjungi oleh wali kelasnya, tanpa terkecuali.
|
·
Mempererat silaturahmi antara guru
dan orang tua.
·
Bisa berbicara lebih personal dan
santai tentang perkembangan anak ataupun kesulitan-kesulitan yang dihadapi
orang tua.
|
·
Pelaksanaan
1.
Penerimaan murid baru.
Penerimaan murid baru dilaksanakan
pada awal tahun ajaran baru. Sebelumnya guru telah menyebarkan brosur atau
pamflet yang berisikan informasi bahwa TK X telah membuka pendaftaran untuk
murid baru. Kemudian guru menyusun panitia untuk penerimaan murid baru, dari
ketua, sekretaris, bendahara, dan lain sebagainya. Pada tanggal yang telah
ditentukan, penerimaan murid baru dilaksanakan. Orang tua datang ke sekolah
serta membawa anaknya. Di sana orang tua dana guru berkenalan saat mendaftarkan
anak. Guru dapat menanyakan latar belakang orang tua dan anak guna kepentingan
lebih lanjut.
2.
Pertemuan awal tahun.
Pertemuan awal tahun dilaksanakan di
awal tahun pembelajaran setelah dilaksanakannya pendaftaran. Pertemuan dilakukan
di sekolah. Sebelumnya, guru telah menginfokan kepada orang tua waktu dan
tempat pertemuan. Guru-guru juga membentuk panitia untuk pertemuan agar
pertemuan berjalan dengan sistematis dan efektif. Pada pertemuan awal tahun,
diharapkan semua wali murid datang (ayah dan ibu). Di dalam pertemuan guru beserta staf seluruh
TK memperkenalkan diri agar semuanya saling mengenal. Lalu barulah dijelaskan
kegiatan-kegiatan yang ada di TK dalam jangka waktu 1 tahun ke depan.
3.
Laporan perkembangan anak baik
bersifat mingguan, bulanan, maupun semester.
Laporan perkembangan anak pelaksanaannya dapat secara
tertulis, yaitu guru menuliskan perkembangan anak dalam sebuah buku khusus yang
dapat dibaca oleh orang tuanya. Di sana guru dapat berpesan kepada orang tua
apa yang harus dilakukan orang tua terhadap anaknya di rumah. Laporan
perkembangan anak bisa juga dilaksanakan dengan pertemuan guru dan orang tua di
sekolah setiap bulannya.
4.
Memaparkan layanan yang akan
dilakukan kalau terdapat kendala dalam diri anak, seperti kunjungan rumah.
Layanan ini bisa dilakukan secara berkala atau
insidental atau tiba-tiba. Pelaksanaan secara berkala yaitu, wali kelas dalam
setiap minggunya harus mengunjungi salah satu rumah anak. Begitu terus setiap
minggu. Secara insidental yaitu apabila ada sesuatu hal yang penting dan mendadak.
Seperti sakit, meninggal, melahirkan, dan lain-lain.
5.
Meminta wali murid sebagai nara
sumber pada kegiatan-kegiatan tertentu.
Pelaksanaannya yaitu jika ada event atau pembelajaran
sesuai tema tertentu, guru bisa mengundang wali murid sebagai narasumber.
Contohnya pada tema pekerjaan. Ada seorang wali murid yang bekerja sebagai
dokter bisa diundang untuk memperlihatkan kepada anak bagaimana dokter itu dan
menjadi sebagai nara sumber untuk menjelaskan kepada anak tentang kedokteran.
Begitu pun pekerjaan yang lainnya.
6.
Rapat tengah semester.
Rapat tengah semester biasanya diadakan di pertengahan
semester. Rapat ini dilaksanakan di sekolah dengan mengharapkan kehadiran
seluruh orang tua. Isi rapat bisa berupa evaluasi untuk kegiatan pada semester
sebelumnya, orang tua bisa mengutarakan pendapatnya tentan g kegiatan apa yang
baiknya dilaksanakan di semester depan, orang tua dan guru bisa saling
berdiskusi.
7.
Meminta wali murid untuk ikut serta
menjadi panitia dalam setiap kegiatan TK, seperti lomba, manasik haji, kegiatan
di hari-hari besar, dan lain sebagainya.
Sebelum mengadakan kegiatan di hari-hari besar atau
kegiatan lainnya, guru bisa menghubungi orang tua untuk ikut serta menjadi
panitia. Tujuannya adalah untuk mengakrabkan orang tua dan guru agar lebih
akrab dalam bekerja sama dan beban pekerjaan menjadi lebih ringan karena orang
tua ikut membantu.
8.
Kunjungan ke rumah kepada setiap
anak, yang dikunjungi oleh wali kelasnya, tanpa terkecuali.
Kegiatan ini sebelumnya telah disepakati oleh orang
tua dan guru dirapat awal tahun. Pelaksanaannya yaitu setiap wali kelas dalam
setiap pekannya berkunjung ke rumah orang tua. Di rumah tersebut guru dan orang
tua bisa berdiskusi, sharing tentnag perkembangan anak dan bisa membicarakan
hal-hal yang lebih personal lagi tentang anak, seperti kelemahan atau kelebihan
anak.
·
Evaluasi
1.
Penerimaan murid baru.
Evaluasi dalam penerimaan murid baru, yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
§
Apakah target jumlah murid baru
tercapai. Misalnya target TK X menerima 50 orang anak, dan yang mendaftar
apakah lebih atau kurang dari 50 orang anak. Jika peminat TK X banyak dan yang
mendaftar lebih dari 50 orang, bagaimana solusi yang akan diambil. Apakah
penerimaan murid di tambah atau tetap dibatasi 50 orang. Begitu juga
sebaliknya. Hal ini perlu menjadi pertimbangan guru dan kepala sekolah.
§
Dari latar belakang orang tua yang
mendaftarkan anaknya ke TK, guru bisa mengelompokkannya dari berbagai bidang,
guna keperluan kolaborasi yang akan datang.
§
Jika ada pendapat, tanggapan atau
kritikan dari orang tua tentang panaerimaan murid baru yang diadakan,
dievaluasi hal tersebut dapat dipertimbangkan, guna memperbaiki sistem
penerimaan murid baru untuk tahun mendatang.
§
Kinerja panitia. Apakah panitia
telah bekerja secara maksimal atau belum. Hal ini perlu dievaluasi.
2.
Pertemuan awal tahun.
Hal-hal yang perlu dievaluasi dalam pertemuan awal
tahun, yaitu:
§
Kehadiran orang tua. Pada pertemuan
awal tahun, diharapkan Ibu dan Ayah anak datang semua. Jika ada yang tidak
hadir salah satunya atau keduanya, hal ini perlu mendapat perhatian dan
ditindaklanjuti.
§
Kinerja panitia dalam pertemuan awal
tahun.
§
Perlu mengevaluasi hal-hal yang
dibahas dan yang disepakati maupun yang tidak disepakati dalam pertemuan awal
tahun.
§
Megevaluasi apakah acara berjalan
dengan baik atau ada kekuarangan untuk diperbaiki agar bisa lebih baik untuk
tahun mendatang.
3.
Laporan perkembangan anak baik
bersifat mingguan, bulanan, maupun semester.
Hal-Hal yang perlu dievaluasi:
§
Guru-guru yang memberikan laporan,
perlu diperhatikan. Apakah memang benar diberikan laporan perkembangan anak
kepada orang tua atau ditunda-tunda bahkan tidak.
§
Apakah isi laporan perkembangan anak
yang dibuat oleh guru telah benar atau tidak.
§
Guru memastikan apakah orang tua
terus memeriksa laporan perkembangan anaknya atau tidak dan bagaimana solusi
atau tindakan yang harus dilakukan.
4.
Memaparkan layanan yang akan dilakukan
kalau terdapat kendala dalam diri anak, seperti kunjungan rumah.
Hal-hal yang perlu dievaluasi:
§
Apakah guru memang malakukan
kunjungan rumah atau tidak. Dan bagaimana tindakan jika ada guru yang tidak
melakukan kunjungan rumah.
§
Respon orang tua. Apakah orang tua
senang atau mersepon dengan baik ketika dilakukan kunjungan, atau ada orang tua
yang masih tertutup dan tidak terlalu memperdulikan guru yang datang. Hal ini
perlu dievaluasi dan diberikan solusi apa yang terbaik.
5.
Meminta wali murid sebagai nara
sumber pada kegiatan-kegiatan tertentu.
Hal-hal yang perlu dievaluasi:
§
Apakah wali murid bersedia untuk
menjadi nara sumber.
§
Respon anak ketika ada wali murid
yang menjadi nara sumber. Apakah anak merasa senang, antusias dan lain
sebagainya.
6.
Rapat tengah semester.
§
Kehadiran orang tua. Diharapkan
seluruh orang tua hadir dalam rapat. Jika ada yang tidak hadir, perlu ditindak
lanjuti.
§
Kinerja panitia pada saat rapat
tengah semester.
§
Perlu mengevaluasi hal-hal yang
telah dibahas di dalam rapat.
7.
Meminta wali murid untuk ikut serta
menjadi panitia dalam setiap kegiatan TK, seperti lomba, manasik haji, kegiatan
di hari-hari besar, dan lain sebagainya.
§
Mengevaluasi kinerja panitia baik
wali murid maupun guru.
§
Mengevaluasi kegiatan yang
berlangsung, apakah telah berjalan sesuai rencana atau tidak, dan apa tindakan
serta solusi yang akan dilakukan.
8.
Kunjungan ke rumah kepada setiap
anak, yang dikunjungi oleh wali kelasnya, tanpa terkecuali.
Hal-hal yang perlu dievaluasi:
§
Apakah guru memang malakukan
kunjungan rumah atau tidak. Dan bagaimana tindakan jika ada guru yang tidak
melakukan kunjungan rumah.
§
Respon orang tua. Apakah orang tua
senang atau mersepon dengan baik ketika dilakukan kunjungan, atau ada orang tua
yang masih tertutup dan tidak terlalu memperdulikan guru yang datang. Hal ini
perlu dievaluasi dan diberikan solusi apa yang terbaik.
Sumber: Nurhafizah, 2011. MK. Kolaborasi Orang Tua
dan Guru dalam Pendidikan Anak Usia Dini. UNP Press: Padang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar