BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Semua anak,
khususnya anak usia dini menampakkan kesenangan belajar dan bahkan mereka ingin
mempelajari banyak hal. Dorongan ingin tahu mereka yang sangat tinggi dapat
dilihat dari keinginan untuk mengeksplorasi lingkungan dengan kemampuan dan
dorongan mereka untuk mengetahui sesuatu dan membuat sesuatu secara kreatif.
Mereka senang bermain boneka, pistol-pistolan dan berbagai macam alat permainan
musik, dan lainnya yang mereka ciptakan melalui bahan alami seperti daun
singkong untuk membuat boneka wayang, dan dahan pisang untuk membuat pistol-pistolan.
Mereka cenderung meniru dan mencoba apa yang mereka lihat dan ketahui. Mereka
memiliki minat yang luas dan cita-cita yang banyak, walaupun mereka belum
menyadari bahwa untuk mengembangkan minat dan mencapai cita-cita mereka
memerlukan pengorbanan dan kerja keras. Mereka juga belum menyadari perlunya
memiliki pengetahuan dan keterampilan serta kepribadian yang sesuai dengan
tuntutan keinginan mereka. Anak-anak sangat menyenangi bermain, seperti yang
kita ketahui dari pendapat (Soepartinah, P.S., 1981) bahwa sebenarnya anak-anak
dapat dan ingin belajar, dan lebih dari itu, mereka ingin belajar
sebanyak-banyaknya dan sesegera mungkin.
Oleh karena
itu, guru-guru diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk
belajar kreatif sebanyak dan selekas mungkin. Guru-guru juga diharapkan mampu
mengembangkan kreatifitas anak. Salah satunya adalah melalui permainan musik.
Dari penelitian terakhir, ternyata musik (khususnya klasik) dapat melibatkan
kedua belahan otak kiri dan kanan. Karena aktivitas musik dapat menggabungkan
fungsi analitis dengan fungsi kreatif sekaligus.
B.
Rumusan
Masalah
·
Apakah
pengertian kreativitas?
·
Bagaimana
ciri-ciri anak yang kreatif?
·
Bagaimana
hubungan kreativitas dengan musik?
·
Bagaimanakah
pengembangan kreativitas anak melalui permainan musik?
C.
Batasan
Masalah
·
Pengertian
Kreativitas
·
Ciri-Ciri Anak
Kreatif
·
Hubungan
Kreativitas dengan Musik
·
Pengembangan
Kreativitas melalui Permainan Musik
D.
Tujuan
Tujuan penulisan dari makalah ini,
yaitu:
1. Untuk
mengetahui pengertian kreativitas
2. Untuk
mengetahui ciri-ciri anak kreatif
3. Untuk
mengetahui hubungan kreativitas dengan musik
4. Untuk
mengetahui pengembangan kreativitas melalui permainan musik
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kreativitas
James
J. Gallagher, 1985 (dalam Rachmawati, 2011) mengatakan bahwa kreatifitas
merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan ataupun
produk baru, yang mengombinasikan antara keduanya yang pada akhirnya akan
melekat pada dirinya.
Supriadi,
1994 (dalam Rachmawati, 2011) mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan
seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya
nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada.
Clarkl
Monstakis (dalam Rachmawati, 2011) mengatakan bahwa kreativitas merupakan
pengalaman yang mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam
bentuk terpadu antara hubungan diri sendiri, alam, dan orang lain.
Munandar menyebutkan kreativitas
adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru yang mencerminkan kelancaran, keluwesan
dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengkombinasikan suatu
gagasan.
Berdasarkan beberapa definisi di
atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan suatu proses mental individu
yang melahirkan gagasan, proses, metode, ataupun produk baru yang efektif yang
bersifat imajinatif, estetis, fleksibel, intgrasi, yang berdaya guna dalam
berbagai bidang untuk pemecahan suatu masalah dan kreativitas juga merupakan kemampuan
seseorang untuk menemukan hubungan-hubungan baru dan membuat
kombinasi-kombinasi baru yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan
orisinalitas dalam berpikir sehingga dapat menciptakan sesuatu yang baru. Dalam
hal ini sesuatu yang baru tidak berarti sebelumnya tidak ada, akan tetapi
sesuatu yang baru ini dapat berupa sesuatu yang belum dikenal sebelumnya.
B.
Ciri-Ciri Anak Kreatif
Anak yang kreatif memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
·
Rasa ingin tahu yang luas dan mendalam.
·
Sering mengajukan pertanyaan yang baik.
·
Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah.
·
Bebas dalam menyatakan pendapat.
·
Mempunyai rasa keindahan yang dalam.
·
Menonjol dalam salah satu bidang seni.
·
Mampu melihat suatu masalah berbagai segi atau sudut pandng.
·
Memiliki rasa humor yang luas.
·
Mempunyai daya imajinasi, dan
·
Orisinal dalam mengungkapkan gagasan dan dalam pemecahan
masalah.
Ciri-Ciri Kepribadian Kreatif
Kecerdasan
seorang anak selalu ditunjang dengan kepribadian yang kreatif. Rachmawati dan
Kurniati (2005 : 17-18) mengemukakan ciri-ciri kepribadian kreatif sebagai
berikut :
·
Terbuka dengan pengalaman baru.
·
Mempunyai pendapat sendiri dan tidak terpengaruh oleh orang
lain.
·
Mempunyai rasa ingin tahu yang besar.
·
Berani mengambil resiko yang diperhitungkan.
·
Percaya diri dan mandiri.
·
Tidak kehabisan akal dalam memecahkan masalah.
·
Kaya akan inisiatif.
·
Memiliki gagasan yang orisinil.
·
Mempunyai minat yang luas.
Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan ciri-ciri anak yang kreatif adalah: mempunyai
rasa ingin tahu yang cukup besar, sering mengajukan pertanyaan yang tidak
terduga, percaya diri, imajinatif dan kaya inisiatif, memiliki selera humor,
berani mengambil resiko dan gagasan yang dihasilkan masih orisinil.
C.
Hubungan Kreativitas dengan Musik
Musik merupakan sesuatu yang nyata
dan senantiasa hadir dalam kehidupan manusia. Alam tercipta kaya akan nuansa
dan irama musik. Manusia tidak akan pernah bisa lepas dari bunyi-bunyian yang
terdengar setiap detik dengan variasi jenis, frekuensi, durasi, tempo, dan
irama. Masing-masing menampilkan kekhasan musik alaminya tersendiri. Alam
mengajari manusia dengan keharmonisan, keseimbangan, simetris, sistematis dan
rasa kebersamaan dan penyatuan melalui irama dari bunyi-bunyian alamiah. Hal
ini dapat terlihat mulai dan bunyi gemericik air sungai, deru angin yang
menerpa daun-daunan, debur ombak, hingga tetesan air yang jatuh satu persatu
secara konstan dari dahan. Tubuh manusia pun memiliki bunyi dan irama, denyut
jantung, dan pita suara yang dapat diatur sesuai dengan keinginan manusia
sehingga semakin memperkuat posisi penting musik dalam kehidupan manusia.
AT. Mahmud, 1995 (dalam Rachmawati,
2011) menyatakan bahwa musik adalah aktivitas kreatif. Seorang anak yang
kreatif, antara lain tampak pada rasa ingin tahu, sikap ingin mencoba, dan daya
imajinasinya. Wujud sesuatu yang kreatif disebut pula kreativitas. Pada kegitan
berkreasi, proses tindakan kreativitas lebih penting dari pada hasilnya. Karena
dalam proses itulah daya imajinasi anak, rasa ingin tahu, sikap ingin mencoba,
berkembang dan dikembangkan guna melahirkan suasana khas terhadap penyajian
musik atau nyanyian.
Sebagaimana yang telah diketahui, otak
manusia terbagi atas belahan otak kiri dan otak kanan. Belahan otak kiri umunya
mengurusi tubuh bagian kanan, dan sebaliknya otak kanan mengurusi tubuh bagian
kiri. Otak kiri lebih banyak mengendalikan aktivitas bersifat analisis.
Sedangkan otak kanan lebih banyak mengendalikan kegiatan bersifat persepsi
seperti imajinasi, melamun, melukis, musik, dan irama/ritme. Dari penelitian
terakhir, ternyata musik (khususnya klasik) dapat melibatkan kedua belahan otak
kiri dan kanan. Karena aktivitas musik dapat menggabungkan fungsi analitis
dengan fungsi kreatif sekaligus.
Kegiatan kreativitas dibidang musik
bertujuan memantapkan dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan musik yang
telah diperoleh, seperti antara lain:
a.
Melatih kepekaan rasa dan emosi;
b.
Melatih mental anak untuk mencintai keselarasan,
kaharmonisan, keindahan, dan kebaikan;
c.
Mencoba dan memilih alat musik yang sesuai untuk
mengungkapkan isi atau maksud pikiran atau perasaan;
d.
Meningkatkan kemampuan mendengar pesan dan menyelaraskan
gerak terhadap musik yang didengar;
e.
Meningkatkan kemampuan mendengar musik atau nyanyian dengan
mengamati sifat, watak, atau ciri khas unsur pokok musik; dan
f.
Meningkatkan kepekaan terhadap isi dan pesan musik atau
nyanyian untuk dapat menikmati dan menghargai musik atau nyanyian.
Ungkapan
diri kreatif pada anak masih sederhana. Seperti, anak memperagakan gerak yang
khas untuk melukiskan nyanyian; memainkan alat musik perkusi makin keras atau
makin lunak, dengan maksud menambah nuansa tertentu; mengarang syair baru untuk
nyanyian yang sudah dikenal. Apresiasi musik di taman kanak-kanak erat
kaitannya dengan nyanyian, alat musik, dan gerak jasmaniah. Jarang dapat
dipisahkan satu dengan yang lain antara bernyanyi, alat musik, serta gerak
jasmaniah pada apresiasi musik.
D.
Pengembangan Kreativitas Anak
melalui Permainan Musik
Di bawah ini akan dijelaskan
beberapa kegiatan pengembangan kreativitas melalui bermain musik yang dapat
dilakukan bersama anak usia taman kanak-kanak, sebagai berikut:
1.
Semut Kecil
Nama Permainan
|
Semut Kecil
|
Tujuan
|
Meningkatkan kemampuan berfikir
kreatif dan fleksibel.
|
Kegiatan:
·
Guru mengajarkan lagu sederhana yang lucu yang diiringi
dengan gerakan, misalnya seperti lagu “Semut
Kecil” (Cipt. NN) di bawah ini:
“semut kecil naik pohon yang tinggi... (gerakan naik)
Lalu hujan turun si semut turun lagi... syeeerrrr... (gerakan turun)
Matahari mulai terang... (telapak tangan terbuka dan tertutup)
Si semut kecil naik pohon kembali... (gerakan naik)
Horeeee.....”
·
Nyanyikan bersama-sama hingga anak mengetahui liriknya dan
gerakan-gerakan yang mengiringinya.
·
Selanjutnya gantilah lirik lagu tersebut dengan bunyi baru,
namun gerakan tetap sama.
·
Berikut beberapa kreativitas bunyi yang dapat mengganti
lirik,
La la la la (atau Li li, lo lo, lu lu, le le)
Heem hem hem
Bersiul
Ooooo (atau bunyi vokal lainnya)
Tepuk tangan, dan lain-lain.
·
Tanyakan pada anak, apakah mereka punya ide bunyi lain.
·
Terakhir, tidak menyanyikan lagu sama sekali, tetapi
anak-anak tetap melakukan gerakannya saja. Akan terlihat bagaimana mereka dapat
menjadi sangat tenang.
2.
Dirigen
Nama Permainan
|
Dirigen
|
Tujuan
|
Meningkatkan kemampuan adaptasi, pengamatan, berfikir
kreatif, dan konsentrasi.
|
Kegiatan:
·
Jelaskan kepada anak-anak bahwa dirigen dalam suatu orkestra
bertugas memimpin para musisi untuk memainkan alat musiknya secara keras atau
perlahan-lahan.
·
Sebagai tanda untuk memainkan alat musik secara perlahan,
letakkan kedua jari telunjuk ke bibir seakan mengatakan “ssssst”.
·
Sebagai tanda untuk memainkan alat musik dengan keras,
angkat kedua lengan ke atas dengan telapak tangan menghadap ke wajah dan
gerak-gerakkanlah tangan.
·
Ajaklah anak-anak lain untuk bernyanyi (misalnya, lagu “Balonku” atau “Lihat Kebunku” ciptaan AT. Mahmud) dan menyesuaikan keras atau
pelannya suara sesuai dengan isyarat dirigen.
·
Ajaklah anak untuk menjadi dirigen secara bergiliran.
3.
Orkestra Musik Perasaan
Nama Permainan
|
Orkestra musik perasaan
|
Tujuan
|
Meningkatkan kemampuan berfikir
kreatif, imajinasi, dan kepekaan terhadap emosi.
|
Kegiatan:
·
Guru menyiapkan alat-alat musik yang dapat dimainkan oleh
anak-anak seperti perkusi, trompet, seruling, harmonika, dan lain sebagainya. Instrumen
musik ini dapat pula diganti dengan ember, panci, kaleng bekas, botol, dan lain
sebagainya.
·
Mintalah anak-anak memainkan alat musik sesuai dengan
permintaan. Misalnya, “buatlah bunyi marah!!”
·
Anak-anak yang bebas mengekspresikan perasaannya melalui
alat musik yang dimilikinya.
·
Mintalah seorang anak untuk menjadi dirigen untuk memimpin
orkestra musik perasaan teman-temannya.
4.
Kotak Kartu Musik
Nama Permainan
|
Kotak kartu musik
|
tujuan
|
Meningkatkan kemampuan mengingat,
berpikir asosiasi, dan berpikir kreatif.
|
Kegiatan:
·
Guru menyiapkan atau membuat kotak khusus untuk menyimpan
kartu musik.
·
Setiap kali anak-anak belajar lagu baru, guru membuat sebuah
kartu dengan menuliskan judul lagu di atasnya dan sebuah gambar yang berkaitan
dengan lagu tersebut di baliknya.
·
Sebagai contoh awal, untuk lagu “Balonku” guru dapat menggunakan sebuah gambar lima balon warna
warni, dan lain sebagainya.
·
Untuk pengembangan kreativitas anak selanjutnya, guru dapat
meminta anak-anak sendiri untuk membuat gambar tentang lagu-lagu yang
diajarkan. Mereka dapat menggambar bebas sesuai dengan imajinasi mereka
sendiri.
·
Kegiatan selanjutnya guru menyimpan kartu-kartu tersebut
dalam sebuah kotak.
·
Setiap kali ada waktu luang, guru memperlihatkan kepada
anak-anak sebuah kartu dari dalam kotak, kemudian bertanya kepada anak-anak
kira-kira gambar tersebut menceritakan tentang apa dan apa judul lagunya, kemudian
anak menyanyikan lagu tersebut.
·
Anak-anak akan menyukai aktivitas menebak judul lagu ini,
mereka juga senang karena gambar yang mereka buat berguna dan dihargai oleh
guru dan anak-anak lainnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kreativitas merupakan kemampuan
seseorang untuk menemukan hubungan-hubungan baru dan membuat
kombinasi-kombinasi baru yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan
orisinalitas dalam berpikir sehingga dapat menciptakan sesuatu yang baru. Dalam
hal ini sesuatu yang baru tidak berarti sebelumnya tidak ada, akan tetapi
sesuatu yang baru ini dapat berupa sesuatu yang belum dikenal sebelumnya.
Ciri-ciri anak yang kreatif adalah:
mempunyai rasa ingin tahu yang cukup besar, sering mengajukan pertanyaan yang
tidak terduga, percaya diri, imajinatif dan kaya inisiatif, memiliki selera
humor, berani mengambil resiko dan gagasan yang dihasilkan masih orisinil.
Ungkapan diri kreatif pada anak
masih sederhana. Seperti, anak memperagakan gerak yang khas untuk melukiskan
nyanyian; memainkan alat musik perkusi makin keras atau makin lunak, dengan
maksud menambah nuansa tertentu; mengarang syair baru untuk nyanyian yang sudah
dikenal. Apresiasi musik di taman kanak-kanak erat kaitannya dengan nyanyian,
alat musik, dan gerak jasmaniah. Jarang dapat dipisahkan satu dengan yang lain
antara bernyanyi, alat musik, serta gerak jasmaniah pada apresiasi musik.
Pengembangan kreativitas anak
melalui permainan musik dapat melalui kegiatan seperti: semut kecil, dirigen,
orkestra, kotak kartu musik, dan lain sebagainya.
B.
Saran
Guru sebaiknya memperhatikan perkembangan kreativitas anak
melalui berbagai aspek pengembangan, yang salah satunya adalah melalui musik.
Sebaiknya, guru tidak membuat peraturan-peraturan yang tidak perlu yang bisa
menghambat kreativitas anak dan membuat daya krativitas anak tidak berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Rachmawati, Yeni, dkk. (2011). Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta:
Kencana
Mudjiran, dkk. (2007). Perkembangan
Peserta Didik. Padang: UNP Press
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2253528-pengertian-kreativitas/#ixzz29w3jwl33 diakses pada Jumat, 22 Maret 2014
pukul 22.00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar