BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Alat permainan dan media pembelajaran adalah sumber belajar yang digunakan anak untuk memenuhi naluri bermain anak-anak
dan membuat pembelajaran lebih menarik dan lebih nyata. Semua alat yang dapat dimainkan anak digolongkan sebagai alat permainan.
Dengan alat permainan anak akan melakukan kegiatan yang jelas dan
menggunakan semua panca indranya secara aktif. Penggunan alat permainan
juga bertahap. Sachiyo tanaka (1995) mengunggkapkan dalam penelitiannya tentang
pilihan kegiatan bemain anak. Ada kegiatan yang tergolong mudah, sedang, dan
sulit.
Dalam media
dan alat permainan diharapkan dapat mengembangkan aspek perkembangan pada anak.
Contoh pada alat permainan George
Cuisenaire, yaitu balok Cuisenaire yang dapat mengembangkan berbagai macam
aspek perkembangan anak. Di dalam laporan ini akan ditunjukkan cara pembuatan
dan pemanfaatan balok cuisenaire.
B.
Tujuan
Tujuan dari
laporan ini adalah untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Media Pembelajaran.
Selain itu untuk mengetahui cara pembuatan alat permainan balok cuisenaire dan
bagaimana cara penggunaannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Balok Cuisenaire
Permainan balok Cuisenaire diciptakan oleh George Cuisenaire dari belgia.
Karena ia melihat sulitnya pemahaman matematika pada anak. Balok Cuisenaire ini
banyak dipergunakan di berbagai Negara Eropa yang gunanya untuk mengajarkan konsep bilangan pada anak. Berikut ini beberapa jenis balok yang terdiri dari berbagai ukuran:
·
1x1x1 cm : dengan kayu warna asli
·
2x1x1 cm : bewarna Merah
·
3x1x1 cm : bewarna hijau muda
·
4x1x1 cm : bewarna merah muda
·
5x1x1 cm : bewarna kuning
·
6x1x1 cm : bewarna hijau tua
·
7x1x1 cm : bewarna hitam
·
8x1x1 cm : bewarna coklat
·
9x1x1 cm : bewarna biru tua
Balok-balok ini digunakan dari tingkat taman
kanak-kanak sampai sekolah dasar, sebagai alat permainan bagi tingkat
pendidikan dasar. Alat ini membantu anak dan besar mafaatnya. Bukan hanya untuk konsep matematika
saja, melainkan juga untuk pengembangan bahasa dan untuk peningkatan
keterampilan anak dalam bernalar.
B. Pemilihan Alat Permainan Balok Cuisenaire
Pemilihan APE merupakan suatu kegiatan yang memerlukan bekal kemampuan yang
memadai. Bekal kemampuan yang dimaksudkan adalah pengetahuan dan keterampilan
bagaimana melakukannya sesuai dengan persyaratan-persyaratan tertentu sehingga
alat permainan eduaktif yang dibuat betul-betul efektif dalam mengembangkan aspek-aspek
perkembangan anak.
Sebelum memilih alat permainan edukatif, guru harus memperhatikan dulu
beberapa persyaratan pembuatannya. Persyaratan tersebut meliputi syarat
edukatif, syarat teknis dan syarat estetika.
a.
Syarat Edukatif
Syarat edukatif maksudnya
bahwa pembuatan alat permainan edukatif harus disesuaikan dengan program
pendidikan yang berlaku sehingga pembuatannya akan sangat membantu pencapaian
tujuan-tujuan yang terdapat di dalam program pendidikan yang disusun. Secara
lebih khusus lagi syarat edukatif ini maksudnya bahwa:
·
APE yang dibuat
disesuaikan dengan memperhatikan program kegiatan pendidikan (program
pendidikan/ kurikulum yang berlaku).
·
APE yang dibuat
disesuaikan dengan didaktik metodik artinya dapat membantu keberhasilan
kegiatan pendidikan, mendorong aktifitas dan kreatifitas anak dan sesuai dengan
kemampuan (tahap perkembangan anak).
b.
Syarat Teknis
Persyaratan teknis yang
harus diperhatikan dalam pembuatan alat permainan edukatif berkaitan dengan
hal-hal teknis seperti pemilihan bahan, kualitas bahan, pemilihan warna,
kekuatan bahan dalam suhu-suhu tertentu dan lain sebagainya. Secara lebih rinci
syarat-syarat teknis dalam pembuatan alat permainan edukatif adalah:
·
APE dirancang sesuai
dengan tujuan, fungsi sarana (tidak menimbulkan kesalahan konsep) contoh dalam
membuat balok bangunan, ketepatan bentuk dan ukuran yang akurat mutlak dipenuhi
karena jika ukurannya tidak tepat akan menimbulkan kesalahan konsep.
·
APE hendaknya
multiguna, walaupun ditujukan untuk tujuan tertentu tidak menutup kemungkinan
digunakan untuk tujuan pengembangan yang lain.
·
APE dibuat dengan
menggunakan bahan yang mudah di dapat di lingkungan sekitar, murah atau dari
bahan bekas/sisa.
·
Aman (tidak mengandung
unsur yang membahayakan anak misalnya tajam,beracun dan lain-lain).
·
APE hendaknya awet,
kuat dan tahan lama (tetap efektif walau cahaya berubah).
·
Mudah dalam pemakaian,
menambah kesenangan anak untuk bereksperimen dan bereksplorasi.
·
Dapat digunakan secara
individual, kelompok dan klasikal.
c.
Syarat Estetika
Persyaratan estetika
ini menyangkut unsur keindahan alat permainan edukatif yang dibuat. Unsur
keindahan/ estetika ini sangat penting diperhatikan karena akan memotivasi dan
menarik perhatian anak untuk menggunakannya. Hal-hal yang lebih rinci yang berkaitan
dengan syarat estetis ini menyangkut hal-hal sebagai berikut:
·
Bentuk yang elastis,
ringan (mudah dibawa anak).
·
Keserasian ukuran
(tidak terlalu besar atau terlalu kecil).
·
Warna (kombinasi warna)
serasi dan menarik.
Jika guru telah memahami berbagai persyaratan pemilihan APE, selanjutnya
guru harus memahami bagaimana prosedur pembuatan APE. Prosedur pembuatan APE
itu sendiri dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Guru mengkaji dan memahami karakteristik anak yang ada di lembaga PAUD
Jika guru akan membuat
APE maka guru perlu terlebih dahulu memahami karakteristik anak yang menjadi
sasaran pembuatan APE yang dilakukan guru. Setiap anak pada hakekatnya
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, maka guru perlu menentukan secara
khas siapa sesungguhnya anak yang akan kita layani dengan APE tersebut.
b.
Guru menelaaah program kegiatan dan tujuan belajar anak.
Langkah selanjutnya
yang harus diperhatikan guru dalam pembuatan alat permainan adalah menelaah
program kegiatan dan tujuan belajar anak. Program kegiatan dan tujuan belajar
anak yang dimaksud adalah kurikulum yang digunakan di lembaga PAUD. Di dalam
kurikulum telah secara jelas dan gamblang disajikan mengenai rumusan kemampuan
atau kompetensi dan penjabarannya berupa indikator-indikator kemampuan yang
harus dicapai atau diperoleh oleh anak. Rumusan kompetensi dan
indikator-indikator yang terdapat di dalam kurikulum harus ditelaah dan dipahami
oleh guru sehingga guru memperoleh pemahaman yang utuh mengenai apa saja yang
harus dicapai oleh anak usia dini melalui kegiatan belajar/bermainnya. Dengan
pemahaman yang memadai mengenai isi program kegiatan dan tujuan belajar anak
akan memudahkan guru dalam membuat alat permainan eduaktif dan disisi lain APE
yang dibuat menjadi efektif untuk mengembangkan kemampuan anak.
c.
Memilih isi/ tema dan tujuan belajar dari tema tersebut
Langkah berikutnya yang
dilakukan guru dalam pembuatan APE adalah memilih tema dan yang terdapat di
dalam kurikulum PAUD atau tema yang dirancang sendiri. Tema adalah alat yang
digunakan untuk mencapai berbagai aspek perkembangan anak. Sebenarnya penentuan
tema tersebut tidak harus selalu terpaku pada tema-tema yang terdapat di dalam
kurikulum, guru dapat membuat dan mengembangkan tema sendiri.
d.
Menginventarisasi APE yang sudah ada dan menelaah apakah APE tersebut telah
sesuai dengan kurikulum atau belum
Proses ini penting
dilakukan guru sehingga guru dapat mengetahui APE apa saja yang sebenarnya
sangat penting adalah dibuat oleh guru. Seringkali guru membuat APE yang sudah
ada dan sebenarnya tidak diperlukan lagi sementara yang belum ada terabaikan.
e.
Menentukan Jenis APE yang akan dibuat dan dikembangkan.
Setelah dilakukan
inventarisasi terhadap berbagai APE yang telah ada di lembaga PAUD, guru akan
mengetahui secara pasti apa saja APE yang dibutuhkan untuk kegiatan belajar
anak. Dalam kenyataannya berdasarkan daftar kebutuhan yang dibuat seringkali
APE yang harus dibuat sangat banyak jumlahnya dan semuanya ingin kita buat. Hal
tersebut tentunya kurang realistis sehingga harus ditentukan prioritas
pembuatan APE yang benar-benar penting atau krusial untuk dipenuhi.
f.
Membuat rancangan untuk pembuatan alat permainan
Jika APE yang akan
dibuat telah ditentukan maka selanjutnya guru membuat rancangan atau desain
alat permainan tersebut untuk memudahkan dalam pembuatannya. Dalam rancangan
pembuatan APE tersebut biasanya dikemukakan aspek perkembangan anak yang dapat
dikembangkan melalui APE tersebut, Alat dan bahan pembuatan yang dibutuhkan,
teknik pembuatan dan bagaimana cara menggunakannya.
g.
Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
Pada tahap berikutnya
berdasarkan rancangan yang telah ada, guru mempersiapkan alat dan bahan-bahan
yang diperlukan sehingga pada saat proses pembuatan tidak mengahadapi kendala
dan dapat dilakukan sesuai rencana. Ketersediaan alat dan bahan ini akan sangat
menunjang pembuatan alat permainan edukatif yang dibutuhkan oleh lembaga PAUD.
h.
Membuat alat permainan sesuai dengan rencana atau sesuai dengan kondisi
alat dan bahan yang ada.
Pada tahap ini apa yang
telah menjadi rencana dilaksanakan dengan mengikuti prosedur pembuatan yang
telah ditentukan. Pada tahap ini ide dan rencana dilaksanakan dengan
memanfaatkan alat dan bahan yang telah dipilih. Kejelian dan kreativitas guru
akan sangat mendukung dihasilkannya alat permainan yang benar-benar sesuai
dengan kebutuhan lembaga PAUD.
i.
Memeriksa hasil pembuatan alat permainan, apakah sesuai atau benar telah
Menghasilkan alat
permainan edukatif. Setelah guru membuat alat permainan edukatif tertentu, guru
masih perlu mengecek apakah alat permainan edukatif yang dibuat telah sesuai
dengan APE yang diharapkan dalam arti telah memenuhi syarat edukatif, teknis
dan estetis. Hal tersebut perlu diperhatikan sebab tidak jarang guru yang
membuat alat permainan edukatif, setelah ditelaah belum menghasilkan alat
permainan edukatif yang sesuai dengan persyaratan yang ada (standar).
C.
Pembuatan Alat Permainan Balok Cuisenaire
Judul : Alat Permainan
George Cuisenaire, “Balok Cuisenaire” yang Dimodivikasi
Alat dan Bahan : Pisau karter, styrofom, Pensil, Penggaris, Lem, Origami
Cara Pembuatan :
1.
Siapkan
semua alat dan bahan.
2.
Ukur styrofom
sesuai dengan ukuran balok, yaitu 1 X 1 X 1, 1 X 1 X 2, 1 X 1 X 3, dan
seterusnya.
3.
Ukuran
ditandai dengan pensil dan diberi garis-garis bagian yang akan di potong.
4.
Potong
styrofom yang telah diberi garis dengan pisau karter yang tajam. Gunanya agar
mendapatkan potongan yang bagus dan rapi.
5.
Balok
yang telah jadi, dibungkus dengan origami yang berwarna warni.
6.
Jika
ingin diberi tempat agar balok bisa berdiri, gunakan styrofom yang masih datar
untuk tempat berdirinya dengan cara lobangi styrofom sesuai dengan lebar balok,
sehingga balok bisa di tancapkan di atasnya.
7.
Dibagian
sisi balok bisa ditempelkan huruf-huruf atau angka-angka sesuai kebutuhan aspek
apa yang ingin dikembangkan.
Cara Pemanfaatan:
1.
Peserta
didik dapat menyusun balok dari ukuran yang terpendek hingga ukuran yang
tertinggi.
2.
Peserta
didik dapat mengenal berbagai macam warna melalui warna-warni pada balok.
3.
Peserta
didik dapat mengenal konsep bilangan, angka-angka ataupun huruf-huruf.
4.
Peserta
didik dapat menghitung jumlah balok.
5.
Peserta
didik dapat menggunakan balok cuisenaire secara bebas sesuai kreativitas mereka
masing-masing.
6.
Peserta
didik dapat menyebutkan benda-benda yang bentuknya mirip balok.
Aspek-Aspek yang Dikembangkan
1. Kognitif, anak mampu
mengetahui bagaimana bentuk balok, membedakan dan menyebutkan
berbagai macam warna, mengenal konsep bilangan dan menghitung, mengurutkan
benda dari yang terpendek hingga tertinggi atau sebaliknya.
2. Motorik halus, melatih
koordinasi mata dan tangan anak untuk membedakan balok dari ukuran kecil
sampai ukuran besar, meletakkan balok-balok pada alas balok.
3. Bahasa, anak
mampu menjelaskan contoh bentuk-bentuk
dari balok dalam kehidupan sehari-hari, anak mengenal huruf, misalnya huruf
vokal atau huruf depan namanya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Permainan balok Cuisenaire diciptakan oleh George Cuisenaire dari belgia.
Karena ia melihat sulitnya pemahaman matematika pada anak. Balok Cuisenaire ini
banyak dipergunakan di berbagai Negara Eropa yang gunanya untuk mengajarkan konsep bilangan pada anak.
Tetapi, bukan hanya matematika saja
yang dapat dikembangkan melalui balok cuisenaire. Aspek kognitif, bahasa,
motorik halus pun dapat dikembangkan.
B.
Saran
·
Jika membuat balok cuisenaire dari
styrofom, sebaiknya memotong styrofom dengan pisau karter yang tajam, agar
mendapatkan potongan yang bagus.
·
Dalam pembuatan media, guru harus
mengenal media dengan baik, aspek-aspek apa saja yang bisa dikembangkan dari
media tersebut dan penggunaan media harus berdasarkan tema.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar